Apa kabar pemirsa? Di penghujung akhir pekan ini kembali saya menyapa. Di hari Minggu, dengan tema tulisan santai (sebenarnya sudah lama ingin memfokuskan santai di sini maksudnya apa secara spesifik tapi belum kesampaian). Tema kita masih seputar keseharian saja. Kalimat judul di atas merupakan kalimat yang amat populer bagi saya terutama setelah menjadi tema acara motivasi kesukaan saya, Mario Teguh Golden Ways yang tayang setiap Minggu Malam di Metro TV.
Akhir-akhir ini rutinitas saya menjadi lebih banyak diwarnai dengan aktivitas dunia maya. Saat ini sedang dipercaya mendampingi teman-teman alumni sekolah almamater saya untuk menyelenggarakan sebuah kegiatan silaturrahim alumni. Dengan adanya sosial media menjadi lebih mudah untuk berkomunikasi dan bertukar pikiran meskipun masing-masing mempunyai kesibukan.
Perhelatan raya pesta demokrasi juga menjadi issue penting dalam sepekan. Suatu yang belum pernah terjadi dibandingkan masa-masa Pemilu sebelumnya adalah saya menyimak pemberitaan yang berseliweran di dunia maya melalui tautan-tautan yang dibagikan oleh teman-teman facebookers saya.
Di masa Pemilu 2009 saya hanya berkesempatan mengikuti Pemilu Presiden karena nama saya tak tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan seingat saya waktu itu tidak ada solusi untuk tetap bisa memilih. Padahal di masa Pemilu 2004 nama saya masih tercantum dalam DPT bahkan telah diberikan Kartu Pemilih yang masih saya simpan rapi.
Bersosial media, seakan sudah menjadi kebutuhan yang tak terpisahkan. Seorang teman mengatakan dalam sebuah chatgroup bahwa ia sebenarnya telah lama ingin meninggalkan sosial media, namun tuntutan pekerjaan yang membuatnya kembali untuk membuka sosial media. Aktivitasnya sangat terbantu dengan adanya sosial media, meskipun dari segi privasi barangkali menjadi relatif terganggu.
Hal yang menjadi fokus perhatian saya dalam pemberitaan pesta demokrasi selama beberapa minggu belakangan ini adalah dengan mudahnya merebaknya pemberitaan palsu (hoax, baca: hooks). Pemberitaan palsu ini menurut amatan saya yang tidak berlatar belakang pendidikan ilmu politik ini seringkali bertujuan untuk menjelek-jelekkan tokoh atau golongan tertentu.
Adanya fitur "share" atau "retweet" yang tersedia pada sosial media, membuat dengan mudahnya hoax menyebar. Belum lagi melalui perangkat komunikasi lainnya yang bisa mem-posting sebuah hoax dan disebarkan hanya dalam hitungan sepersekian detik saja.
Dalam kamus online thefreedictionary.com dapat kita simak pengertian hoax sebagai kata benda yaitu:
1, An act intended to deceive or trick.
2. Something that has been established or accepted by fraudulent means.
Saya coba terjemahkan, ya:
1. Suatu tindakan yang mengarah kepada perbuatan jurang atau tipudaya, muslihat.
2. Sesuatu yang dibuat atau ditetapkan dengan maksud-maksud perbuatan curang.
Sebenarnya apa, sih untungnya menyebar berita hoax. Ya, barangkali yang bersangkutan belum tahu juga bahwa berita itu hoax. Namun alangkah lebih bijaksananya tidak menyebar berita palsu. Seorang teman juga pernah menjelaskan, bahwa menyiarkan keburukan orang lain itu adalah hal tercela dalam agama, meskipun keburukan tersebut benar adanya.
Apalagi untuk kepentingan kampanye. Apakah tidak sebaiknya untuk menonjolkan kebaikan orang atau tokoh yang kita dukung, alih-alih menyeru kepada keburukan calon dari partai lain?
Come on, rasanya tidak ada tokoh yang tidak ada plus dan minusnya. Mari beri pendidikan politik yang lebih dewasa. Bangun kepercayaan lewat prestasi dan kerja nyata serta komunikasi yang terbangun mesra dengan pada konstituen.
Bukankah dengan melihat pada kekurangan diri sendiri saja, masih banyak hal yang dapat diperbaiki. Sungguh beruntung orang yang kekurangan pada dirinya tidak membuatnya sibuk melihat kekurangan pada orang lain. Orang yang paling beruntung adalah orang yang senantiasa melakukan kebaikan dn perbaikan, semoga kita ada dalam golongan tersebut. Aamiin.
Banda Aceh, 13 April 2014
Artikel keren lainnya:
dari MTGW ternyata, pantesan kesannya sering dengar :D
ReplyDelete*Maaf OOT
MTGW, eum, kalau ditelusuri lagi baru ingat, Why So Serious adalah nama sebuah fanpage yang berisi humor yang cukup populer juga.
Deletewhy so serious itu kalimat terkenal dalam pilem The Dark Knight.
ReplyDeleteJuga judul sebuah lagu korean group, shinee. :D