Aku ingin menulis tentang Bapak. Yang sepenuh perjalanan ini telah mengantarkan aku ke usia dewasa. Tidak, tidak hanya aku. Tapi kelima saudaraku. Juga menjagai Mamak dan memberi nafkah pada kami keluarganya.
Aku ingin menulis tentang Bapak. Yang sejak kecilnya sudah yatim dan dibesarkan dalam disiplin dan kesederhanaan di panti asuhan. Yang tak letih berjuang mencari penghidupan dari jalan yang halal. Menempuh pendidikan hingga sarjana walau tak purna karena kesibukanmu bekerja.
|
pinterest.com
|
Aku ingin menulis tentang Bapak. Yang memilih setia pada Mamak. Berteguh pada kesederhanaan dan ketaatan pada Ilahi. Mengajarkan kebahagiaan utama dari akhlak sebagai nilai abadi.
Aku ingin menulis tentang Bapak. Yang teguh menasehatkan kesabaran dan keteguhan hati.
Aku ingin menulis tentang Bapak. Oh, betapa aku masih ingat raut wajah tanpa bahasamu kala aku dan adik merengek minta dibelikan pesawat jet kecil seharga seribu -- dengan nominal rupiah kala itu.
Aku ingin menulis tentang Bapak. Betapa ringkih melihat Bapak berlumuran darah setelah kecelakaan di masa itu -- saat masih kecilku. Selempeng obat Neo Napacin tergenggam di tanganku ingin bertanya keadaan Bapak tak terbahasakan waktu itu.
Aku ingin menulis tentang Bapak. Betapa ingin aku Bapak hadir di wisuda pengajianku. Mungkin Bapak ingin aku tak pernah menganggap bahwa mengaji sudah selesai saat wisudaku.
Aku ingin menulis tentang Bapak. Bapak yang kami banggakan. Menepati janji walau hujan dan panas mendera.
Aku ingin menulis tentang Bapak. Dengan seluruh bahasa yang aku tak bisa lukiskan dalam kata.
Aku ingin menulis tentang Bapak. Semoga pada masanya kita dapat berkumpul di surga kelak.
Banda Aceh, 22 Desember 2015.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Aku Ingin Menulis Tentang Bapak"
Post a Comment