Kekalahan tipis dari tim penuh kejutan Leicester City FC membawa Jose Mourinho mengakhiri kisahnya bersama Chelsea FC. Kekalahan kesembilan dalam ajang liga termahal di dunia tersebut membawa sang juara bertahan Liga Premier Inggris terpuruk di papan bawah klasemen dengan 15 poin setelah match ke-16. Suasana disharmoni dengan para pemain dituding mengakibatkan penurunan performa tim yang bermarkas di kota London ini.
|
talksport.com |
Penurunan motivasi anak asuhnya kemudian menjadi sasaran kekecewaan pelatih yang pernah menjuluki dirinya 'The Special One' ini. Sedikitnya media menyebut ada lima pemain yang diuntungkan dengan pemberhentian pelatih asal Portugal ini. Kabarnya, sang Presiden klub Roman Abramovich -- taipan minyak asal Rusia -- mengganjar Mr. Mou kompensasi hingga 55 juta Euro. Sebuah jumlah yang cukup untuk memboyong pemain bintang kelas dunia ke Stamford Bridge, markas klub berjuluk The Blues ini.
Boleh dibaca: Gaya Komunikasi 5 Manajer Liga Inggris
Perpisahan pun menjadi jalan terakhir bagi Mourinho. Pria yang kemudian meminta dirinya dipanggil 'The Happy One' saat untuk kedua kalinya menukangi Chelsea menuding adanya pemain yang mengkhianati kepercayaannya sehingga berujung pada buruknya performa tim.
|
Bersama Frank Lampard - bbc.co.uk |
Kepergian Mourinho untuk kedua kalinya ini sangat disayangkan oleh banyak kalangan. Meskipun kerap kali mengumbar perselisihan dengan media, namun kehadiran Mourinho telah menjadi warna tersendiri dengan segudang prestasi yang telah diraihnya. Pada era pertamanya menukangi The Blues pada 2005-2008, ia menjadi pelatih yang mampu menyaingi Sir Alex Ferguson yang memimpin Manchester United. Saat itu dua gelar Liga Premier Inggris direngkuhnya dan sebuah kesempatan mencicipi final Liga Champions meski harus ditaklukkan sang kompetitor. Pada masa keduanya menukangi Chelsea, Mou juga baru saja meraih sebuah gelar juara liga musim lalu.
|
telegraph.co.uk |
Kini, Mr. Mourinho sang mantan penerjemah pelatih Barcelona Bobby Robson harus mengakui kenyataan bahwa kemenangan tak selalu ada di pihaknya. Bahkan klub yang mengakhiri kariernya musim ini notabene hanyalah tim papan bawah pada musim lalu. Statistik mencatat pada pekan ke-16 musim 2014/2015 Leicester City hanya meraih posisi ke-20 alias juru kunci, sedangkan Chelsea berada di posisi puncak klasemen -- tak tergoyahkan hingga akhir musim. Sementara pada pekan ke-16 musim ini kondisi tersebut justru berbalik nyaris 180 derajat. Chelsea kini menduduki posisi ke-16 atau peringkat lima terbawah.
|
themalaysianinsider.com |
Perjalanan karier Mourinho masihlah teramat panjang. Dengan segudang prestasi yang diraihnya bersama FC Porto, Chelsea, Inter Milan dan Real Madrid, tentu menarik ditunggu ke mana karier Mourinho akan berlabuh.
Kisah perpisahan Mourinho dengan
Chelsea memberi pesan bahwa tak selamanya perjalanan meraih kesuksesan akan selalu mulus. Ada masa untuk berada di puncak, namun bisa jadi pula suatu waktu akan menurun. Ibaratnya sebuah roda kehidupan; tak ada yang abadi.
|
chelseaseason.com |
Banda Aceh, 19 Desember 2015.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Tak Harus Selamanya Menang, Mr. Mourinho!"
Post a Comment