Musibah banjir dan tanah longsor silih berganti menimpa banyak tempat di Provinsi Aceh. Di musim penghujan ini -- yang sempat tertunda Elnino parah yang sempat juga menimbulkan kebakaran hutan serta bencana kabut asap -- berita banjir dan tanah longsor terus mewarnai pemberitaan surat kabar lokal.
Dari sebuah desa tepatnya di Gampong Air Sialang, Kecamatan Samadua, Kab. Aceh Selatan dilaporkan sebuah truk terjun ke sungai setelah derasnya banjir merusak sebuah jembatan. Banjir dan tanah longsor juga melanda sejumlah desa di Kecamatan Tangse, Kab. Pidie serta sejumlah wilayah lainnya. Tidak ada yang mengharapkan bencana ini terjadi, namun peristiwa semacam ini telah berulang kali terjadi dan menyisakan banyak pekerjaan rumah yang kian bertambah.
|
Musibah Banjir yang menenggelamkan truk di Aceh Selatan - Foto dari facebook.com |
|
Banjir dan tanah longsor di Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh - Foto dari facebook.com
|
Bila ditinjau lebih lanjut dari aspek mitigasi bencana, saya ingat ungkapan seorang pakar bencana di sebuah televisi swasta beberapa tahun silam yang menyebut bencana terjadi ketika kita tidak siap. Sebab, jika kita siap tentu dampaknya telah dapat diantisipasi untuk mencegah atau setidaknya mengurangi jumlah korban dan kerugian yang ditimbulkan olehnya.
Dalam kitab suci Al-Qur'an serius diperingatkan agar manusia menjaga dan memelihara ekosistem lingkungan hidup. "Janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi, sesudah Allah menperbaikinya." (Q.S. Al-A'raaf (7): 56)
Pesan tersebut disabdakan pula oleh alam melalui bencana demi bencana yang kian rutin menyapa kita. Pesan bahwa pembangunan di masa mendatang semestinya tidak boleh lagi mengabaikan perlindungan ekosistem yang berkelanjutan.
Pembangunan di masa mendatang semestinya tidak boleh lagi mengabaikan perlindungan ekosistem yang berkelanjutan.
Beberapa waktu yang lalu Aceh kedatangan seorang artis tenar Hollywood Leonardo Di Caprio dalam kapasitasnya sebagai duta lingkungan hidup. Saat tulisan ini diposting sedang berlangsung perhelatan akbar Hari Nusantara 2015. Kedua peristiwa ini tentunya membuat Aceh dalam sorotan pemberitaan dunia terlebih dalam era informasi digital saat ini.
Duta Lingkungan Hidup yang juga artis tenar Hollywood Leonardo DiCaprio berpesan dalam akun instagram-nya agar pembangunan dan keuntungan yang melimpah dari industri sawit tidak mengorbankan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) sebagai ekosistem bagi banyak satwa di dunia. TNGL sendiri disebutkan sebagai salah satu hutan tropis terpenting di muka bumi.
|
Leonardo DiCaprio - www.collider.com |
"It is one of the most important tropical forests in the world and The Last Place on Earth where tigers, orangutans, rhinos and elephants share the same habitat. Don't let #ConflictPalmOil and corporate profits destroy one of the most important rainforests on the planet."
"Ini adalah salah satu dari hutan-hutan tropis terpenting di dunia dan tempat terakhir di mana harimau, Orang Utan, badak dan gajah berbagi tempat tinggal di muka bumi. Jangan biarkan #ConflictPalmOil (konflik kepentingan kelapa sawit) dan keuntungan perusahaan mengorbankan salah satu hutan hujan terpenting di dunia ini."
|
Karnaval perahu Nelayan di Hari Nusantara 2015 - foto dari akun Facebook Arif Arham |
Sementara itu pelaksanaan Hari Nusantara 2015 yang bertema "Kekayaan Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Pembangunan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia untuk Mewujudkan Kejayaan dan Kemakmuran Bangsa" yang dipusatkan di Aceh pada 9-13 Desember 2015 diharapkan dapat menjadi momentum bagi pemerintah daerah untuk berbenah. Pembenahan yang dimaksud adalah agar pembangunan daerah di masa mendatang harus selaras dengan kepentingan pelestarian lingkungan hidup.
Di antara kendala dalam mengatasi banjir adalah pengrusakan hutan untuk kepentingan ekonomi. Seiring pertumbuhan penduduk yang berkembang pesat, akan selalu ada potensi konflik kepentingan antara pembangunan dengan upaya pelestarian lingkungan. Inilah ujian terbesar bagi pemerintahan di era modern terutama di negara-negara berkembang di seluruh penjuru dunia. (Soerjani dkk: 1987)
Penanganan banjir dan antisipasinya harus menjadi prioritas pemerintah dan segenap pemangku kepentingan. Sudah saatnya kita mengutamakan kepentingan lingkungan hidup dan menepikan keserakahan dalam pengelolaan sumber daya alam demi masa depan anak cucu kita.
|
pewarta-indonesia.com |
Banda Aceh, 12 Desember 2015
Referensi Pendukung:
Hari Nusantara 2015 Diluncurkan http://www.mgi.esdm.go.id/node/344
Leonardo Di Caprio Bicara Hutan Aceh Lewat Akun Instagram http://aceh.tribunnews.com/2015/12/10/leonardo-dicaprio-bicara-hutan-aceh-lewat-akun-instagram
Soerjani, Moh. et. al. Lingkungan: Sumberdaya Alam dan Kependudukan dalam Pembangunan, Penerbit Universitas Indonesia (UI Press), 1987.
Artikel keren lainnya:
Keren ya ternyata sang idola jadi duta lingkungan hidup. Seharusnya, semua org mau jadi duta lingkungan, bertanggung jawab melestarikan bumi ini mas
ReplyDeleteSemoga kita bisa jadi bagian dari solusi, setuju Mbak Prima. Salam kenal. :-)
Delete