Di antara kisah masa kecil Bapak adalah saat berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki. Apabila hujan turun maka jadilah daun pisang jadi payung alami bersama abang Bapak menempuh berkilometer jaraknya. Pendidikan sudah menjadi penting sejak dulu bagi keluarga kami.
Bapak sudah yatim sejak kecil jadi ada seorang yang bersahaja yang membimbing beliau belajar agama. Kakek sudah meninggal dunia karena sakit saat Bapak masih berumur 10 tahun. Kakek adalah seorang penjual daging di Peukan. Jika daging tak habis terjual maka akan dibawa pulang ke rumah untuk disantap bersama keluarga. Tidak banyak hal yang kuketahui tentang Kakek.
Kesederhanaan telah mewarnai kehidupan bapak sejak kecil. Nenekku, Ibu dari Bapak, pernah bekerja menjadi penjahit tilam di pasar tradisional.
|
lovequotepicture.com |
Setamat SD, Bapak kemudian melanjutkan ke SMEP dan kemudian SMEA di Banda Aceh. Sehari-harinya beliau menginap di panti asuhan Seutui. Aku pernah bertemu dengan salah seorang pengasuh panti tersebut sejak Bapak tinggal di sana. Seorang Bapak yang berperawakan tinggi dan bersahaja. Bapak mengajakku serta saat bersilaturahim ke sana.
Selepas menamatkan SMEA (sekolah kejuruan bidang ekonomi), Bapak tak banyak mendapat informasi lowongan kerja lalu pulang kampung dan ikut membantu nenek membajak sawah. Teman-teman Bapak ada yang bekerja di bank karena saat itu ijazah SMEA saja sudah cukup untuk melamar posisi yang mapan di perbankan.
Boleh dibaca:
Cara Bapak Membuat Kami Gemar Membaca
Tahun berganti, seorang sahabat Bapak mengajak ikut bekerja di sebuah perusahaan niaga di Banda Aceh. Bapak memulai dari karier sangat pemula dan tidur di gudang barang-barang distribusi di kantornya. Sambil bekerja bapak ikut berkuliah di Fakultas Ekonomi yang merupakan Fakultas pertama di Universitas Syiah Kuala hingga meraih gelar Sarjana Muda.
Semenjak masih SMP, Bapak tidak pernah meninggalkan shalat Tarawih. Aku pernah menemani Bapak bertarawih di Masjid Tuha Indrapuri hingga bermalam di kampung halaman Bapak tersebut. 11 tahun lalu setelah musibah dahsyat gempa bumi dan tsunami 26 Desember 2004, selama sebulan kami mengungsi ke Indrapuri.
|
Masjid Tuha Indrapuri - foto.tempo.co |
Ada beberapa hal kesederhanaan serta pola hidup sehat baik melalui pengamatan saya maupun yang sering diceritakan karib kerabat kami mengenai Bapak. Aku rasa tak ada salahnya berbagi.
1. Bapak senantiasa makan secukupnya, tak pernah berlebihan.
Bila makan, Bapak selalu menunggu waktunya. Bapak hanya mengisi sepiring nasi tidak terlalu penuh dan tidak terlalu sedikit. Lauk paling banyak sepotong ikan atau daging. Lalu kuah sayuran. Jika tersedia buah-buahan misalnya buah pisang, maka Bapak juga makan secukupnya. Meskipun tak jarang buah pisang tersebut masih tersisa banyak oleh karena kami tidak cukup rajin makan buah.
Porsi makan Bapak sangat terjaga. Seorang kerabat pernah bercerita apabila diajak serta makan di warung, Bapak juga mengambil lauk secukupnya. Meskipun teman-teman atau kerabatnya mengambil lauk hingga 2-3 potong.
Alhamdulillah hingga kini Bapak sangat jarang menderita sakit. Bapak sering mengulang pesan penceramah di masjid kepada kami: "sakit itu ada dua penyebabnya: karena kurang makan dan karena lebih makan". Ini tentunya sesuai dengan pesan Nabi Muhammad agar makan di waktu lapar tiba dan berhenti sebelum kekenyangan.
2. Bapak rajin berolahraga.
Untuk yang ini Bapak sering mencontohkan pada kami. Hingga saat ini Bapak rajin shalat berjamaah di masjid. Perjalanan ke masjid sebenarnya bisa dihitung sebagai kegiatan membakar kalori, tentu saja yang terutama adalah untuk tujuan ibadah. Di samping itu apabila waktu senggang di pagi hari Bapak bisa mendayung sepeda statis hingga 1 jam dan bahkan lebih.
Saya pernah membaca sebuah kata-kata mutiara yang berisi anjuran-anjuran untuk mencapai kebahagiaan. Salah satunya adalah dengan berolahraga sesibuk apapun Anda. Ini juga menjadi penting terutama bagi kita yang minim aktivitas fisik akibat sering duduk berlama-lama di hadapan sang laptop atau gadget.
3. Istirahat yang cukup
Tidur di awal, bangun lebih awal.
Naam mubakkiran qaam mubakkiran. Pepatah Arab itulah yang senantiasa dipraktekkan oleh Bapak. Menurut Bapak jika begadang akan sangat menguras tenaga dan kesehatan kita. Satu malam saja begadang itu dapat berpengaruh pada produktivitas kita hingga tiga hari ke depan.
Ternyata, menurut sebuah penjelasan di televisi, apabila kita tidur lebih awal sekitar jam 21.00 - 24.00 WIB maka akan terjadi pergantian sel-sel darah yang baru. Sebaliknya apabila pada jam tersebut kita belum beristirahat maka akan terjadi sel-sel yang tidak diperbaharui. Akibatnya wajah kita akan tampak pucat sehari berikutnya dan seterusnya.
4. Gaya berpakaian Bapak sangat khas.
Nah, kalau yang ini sih diceritakan oleh teman Bapak. Potongan kemeja lengan pendek yang paling sering dipakai Bapak. Kadang tanpa motif, kadang bergaris-garis atau kotak-kotak. Bentuk motifnya pun Bapak tidak terlalu suka "yang macam-macam". Demikian pula untuk baju kaos berkerah. Bapak senang tampil rapi.
Belakangan aku baru tahu ternyata sejak dulu Bapak sudah menyukai gaya berpakaian tersebut. Simpel, rapi dan elegan. Bahasa anak muda sekarang, hehe.
5. Bapak senang membaca dan mengikuti informasi terkini dan juga sangat penyabar.
Bapak terkadang membaca surat kabar dengan suara agak nyaring. Sepertinya Bapak melakukannya agar kami juga menyenangi membaca. Sejak kecil berlangganan surat kabar dan majalah anak-anak sudah rutin Bapak lakoni.
Sifat sabar dan memaafkan menurut sejumlah hasil penelitian dapat menjadi terapi bagi berbagai penyakit simptomatis (gangguan fisik yang didorong oleh gangguan pada pikiran dan psikis). Barangkali itu pula resepnya mengapa Bapak dengan izin Allah masih dapat tampil bugar dan dapat beraktivitas dalam masyarakat. Meski belum pernah mengungkapkannya secara langsung, aku bangga dan bersyukur Bapak adalah sosok yang banyak memberikan keteladanan kepada kami.
Alhamdulillah hari ini hari milad ke-72 tahun buat Bapak, do'a kami semoga senantiasa Bapak berada dalam kesehatan dan lindungan Allah SWT. Semoga dapat kami menjadi kebanggaan Bapak dan Mamak di dunia dan di akhirat kelak.
|
fathersday15.com |
Banda Aceh, 10 Desember 2015
Waah..Senengnya punya bapak yang menjadi panutan ya.
ReplyDeleteMet Milad buat bapaknya, semoga sehat selalu,penuh barokah diusianya sekarang.
salam hormat buat belio
dan salam kenal buat Mas Azhar Ilyas
Aamiin, aamiin. Terima kasih banyak Mbak Nchie Hanie. Sehat dan happy selalu buat Mbak dan keluarganya, salam kenal kembali.
Delete