Sore itu, presentasi demi presentasi disajikan dalam rangka membahas sebuah tema yang sedang hangat. Dalam presentasi tersebut hadir berbagai tokoh akademisi dari berbagai disiplin ilmu. Dengan penampilan yang bersahaja, Bapak-bapak dan Ibu-ibu peneliti yang menjadi panelis pada hari itu satu per satu diberi giliran menyampaikan materi.
Saat hendak masuk ke ruang diskusi, saya berpapasan dengan seorang teman facebookers. Dia penulis yang sangat gila baca dan baru saat itu saya bertemu langsung. Saya duduk di sebuah sudut dan menyimak paparan panelis pertama. Acara diskusi hari itu terbuka untuk umum dan berhubung kuliah sedang libur pra-ramadhan saya antusias untuk hadir.
Panelis demi panelis menyampaikan materi. Sesi pemaparan pendapat pun diberikan, di mana beberapa akademisi yang sering saya ikuti argumen-argumen cerdas dan lugasnya di media lokal mencurahkan gagasannya. Saya duduk, diam, mendengarkan. Sesekali mencatat sambil menikmati diskusi berbobot dari para cerdik cendikia itu.
Tanpa terasa senja menjelang tiba. Waktu akan terasa berlalu begitu cepat bila kita melakukan sesuatu yang kita sukai, demikian kata Yoris Sebastian. Seperti sore itu, saat curahan gagasan dan tukar pikiran berlangsung dengan hangat. Tak ada debat kusir yang membelenggu yang mungkin dapat berpotensi menambah suhu ruangan di sore yang mendung itu hingga moderator menutup diskusi.
Di luar ruangan, sempat terjadi bincang-bincang kecil. Diskusi hangat sejenak karena senja tak lama lagi akan menguncup. Tiba-tiba seorang di antara mereka yang dalam diskusi tadi duduk di sebelah saya mengeluarkan celetukan ringan.
Beliau kemudian mengulang lagi ujarannya. Sang moderator yang berdiri di hadapannya mengangguk tersenyum, membenarkan. Kata-kata itu dikeluarkan oleh seorang yang dari segi kapasitas keilmuan tentu sudah sangat dihargai. Pendapat-pendapatnya sering menghiasi media dengan analisis yang cerdas dan lugas yang dapat membantu kita lebih cerdas dan bijak dalam memahami masalah.
Kata-kata itu membuatku tersenyum kecil. Katanya: "kita belum bisa mengambil kesimpulan apa-apa dari diskusi tadi."
Ucapan yang membuat saya sempat tertegun sejenak. Terkadang suka mengambil kesimpulan prematur dari sekedar data atau kesan awal yang tak memadai. Semoga ada yang bisa kita "bungkus" dari celetukan ringan di suatu diskusi hangat beberapa waktu yang lalu.
Banda Aceh, 23-24 Juni 2015
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Kesimpulan"
Post a Comment