Ada kalanya kamu merasa butuh berhenti sejenak mengambil jarak dari tulisanmu sendiri, dari apa yang kamu anggap penting selama ini. Berkontemplasi. Berkarya lagi. Berjalan-jalan lagi. Merenung lagi, tapi tak perlu lama, karena hidup terus berjalan.
Begitupun yang selama ini -- kadang, atau bahkan sering, entahlah -- membenak di pikiran saya bahwa saya tidak berbakat untuk menulis. Perasaan itu bisa hadir kapan saja. Saat ide tak datang. Atau merasa kegiatan menulis tidak memberi manfaat bagi kehidupan pribadi. Kadang, saat terlalu serius menulis sampai lupa waktu.
Saya teringat sebuah buku saku yang sempat saya bawa ke mana-mana. Buku itu sempat saya anggap tak berharga secara financial sampai suatu ketika. Ketika seorang abang leting yang enterpreneur membaca buku tersebut dengan penuh antusias: Buku Sakti Menulis Fiksi dari Annida. Darinya, saya tahu beberapa karya tulis besar hadir dari perjuangan sang penulis melawan sakit berat yang dideritanya, atau jadwal padat kesibukan yang membersamainya.
Sebenarnya, satu jam sehari menulis maka engkau sudah bisa disebut penulis. Setidaknya itulah yang dikatakan oleh seorang penulis ternama. Kebiasaan yang walau sedikit tapi dilakukan secara terus menerus kelak akan membuatmu semakin ahli. Apalagi jika bergaul dengan komunitas yang memiliki minat dan visi yang sama. Apalagi jika kamu mau bersungguh-sungguh memperkaya bacaan agar tulisanmu semakin hidup dalam ragam kata yang berirama.
Inilah catatan harian untuk Ramadhan di malam pembuka sepertiga ramadhan kedua ini. Malam-malam meraih maghfirah-Nya. Sebuah do'a bagi seorang teman blogger yang belum lama dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Untuk semangat berkarya yang dimiliki dan dibagikan-Nya meski dalam kebersamaan yang relatif sangat singkat dalam diskusi di grup GIB dan Blogger Aceh Suka Buku. Menelusuri tulisan-tulisannya, kita terkagum-kagum dengan gaya penulisan yang mengalun dari pilihan-pilihan kata yang sederhana namun memukau. Tidak heran apabila menyimak daftar bacaan Ana -- begitu ia dipanggil dalam keluarganya -- yang begitu berbobot. Sungguh sebuah perjalanan menulis yang menginspirasi!
https://www.facebook.com/groups/155975461267580/
Selamat jalan, Nana. Semoga karya-karya-Mu jadi amal jariyah bagimu, semoga kesabaranmu dalam menjalani sakit hingga akhir hayatmu jadi penghapus segala dosa. Aamiin. Bagi pemirsa yang ingin membaca karya-karya Nana bisa berkunjung ke blog
http://sarinahyamin.blogspot.com dan blog bukunya Nana
http://kutubxonasarina.blogspot.com
Banda Aceh, 26-29 Juni 2015
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Saya Tidak Berbakat Menulis! (Tribute for Sarinah Yamin)"
Post a Comment