Judul ini teinspirasi dari sebuah tulisan yang saya lihat di TVRI di masa yang lalu. Tulisan tersebut terpajang kokoh di atas bangunan asrama sebuah pesantren terkemuka yang dulu selalu jadi impian saya untuk bisa bersekolah di sana. Dalam
features yang menjelaskan tentang salah satu lembaga pendidikan terbesar yang banyak menyumbangkan tokoh nasional lewat pendidikan super disiplin dalam mengajarkan pemakaian bahasa asing Arab dan Inggris tersebut terpajang kokoh di sana: Ke Gontor Apa Yang Kau Cari.
Barangkali cerita mengenai Gontor bisa kamu simak juga dalam novel Negeri Lima Menara. Duh, saya belum pernah menyentuh apalagi membaca novel ini. Padahal resensinya sempat saya simak di TVRI juga beberapa tahun silam sebelum buku ini diterbitkan. Saat itu di TVRI setiap Senin siang ada program membahas buku. Sayangnya sepertinya sekarang sudah tidak ada lagi.
Nah, dari tulisan yang terpajang kokoh di bangunan asrama Pondok Pesantren Modern Gontor yang terletak di Ponorogo ini tulisan ini saya sajikan.
Ketika seseorang sudah mulai jatuh hati sama yang namanya nge-blog, lalu mulai ketagihan, sampai-sampai saking keseringan duduk di depan internet yang bisa beresiko kepada kesehatan mata (betul, tidak?) kadang ia mulai berpikir kenapa sih sebenarnya saya nge-blog. Namun berbeda dengan kesenangan saat main game, yang seringkali kadang meski dipertanyakan lantaran sisi kanak-kanak dari bermain game tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan umur, menulis lewat blog barangkali punya sisi menyenangkan tersendiri.
Bermain game, kenapa saya bahas? Lantaran pernah ditegur sama ponakan, "udah gede kok masih main game?". Berbeda halnya dengan menulis. Meski menurut saya setelah membaca dan memahami filosofi dari Arief, sang enterpreneur game animasi yang melihat bahwa game dapat menyebarluaskan semangat saling menghargai dan menyenangkan hati orang lain, saya memahami kedua bidang ini memiliki keasyikan yang sama.
Kembali kepada pembahasan saya sebelumnya: "Antara Komik, Game Animasi, Tayangan Televisi dan Budaya Saling Menghargai", di mana Arief mengeluhkan kurangnya rasa saling menghargai dalam keseharian kita, dalam dunia blog saya menemukan adanya sikap saling menghargai tersebut.
Secara pribadi saya boleh mengatakan bahwa meskipun kegiatan ini barangkali menyita waktu, namun ada semangat yang bisa kita bagikan kepada audiens dan rekan sesama blogger. Semangat itu adalah untuk saling memperkaya wawasan, semangat itu bisa berwujud dalam saling bekerjasama dalam kegiatan-kegiatan sosial, mewujudkan kepedulian di dunia nyata, atau saling berbagai dalam mengembangkan minat bakat.
Belum lagi jika kita membicarakan perkembangan teknologi yang telah menjangkau pelosok. Kita bisa menemukan banyak blogger di Indomesia yang memanfaatkan blognya untuk memperkenalkan daerahnya, kekayaan alam dan pesona wisata yang belum digali.
Kita juga menemukan blogger dapat menjadi duta bagi perubahan. Tidak mesti blogger juga sih, namun saya mewakilkan semua potensi di dunia maya tersebut kepada kata "blogger". Perubahan dalam masyarakat seperti yang sering diulang Arvan Pradiansyah, dapat didahului dengan perubahan paradigma. Perubahan paradigma tersebut dapat dilakukan melalui diskusi secara terus menerus.
Bagaimana kita menanamkan nilai saling menghargai misalnya, melalui program pengenalan kampus sehingga tragedi-tragedi
bully bahkan kekerasan yang masih terdengar melalui pemberitaan media dapat diminimalisir seminimal mungkin. Kita perkenalkan bahwa memperkenalkan disiplin tidak mesti melalui dengan kekerasan, tetapi dapat dilakukan dengan saling memberi motivasi yang berkelanjutan. Menanamkan nilai disiplin tentu dapat dilakukan dengan memberikan teladan dari kita. Tidak usah berharap dari orang lain bila diri kita sendiri masih belum bisa berdisiplin.
* * * * *
Kembali ke tema kita, bagi saya pribadi nge-blog atau lebih khusus lagi, berusaha menulis setiap hari dan mem-postingnya adalah sebuah pembelajaran untuk disiplin. Meskipun demikian, adalah bonus yang tak terhingga bila dalam nge-blog kita bertemu dan berkenalan dengan banyak penulis dan dapat saling menginspirasi dari karya-karya kita. Dapat saling berbagi. Hal itu adalah sebuah hadiah yang tak terduga buat saya.
Have a nice weekend.
Banda Aceh, 8 Februari 2014
Artikel keren lainnya:
kalau gue mah ngeblog buat ngisi waktu luang doang.. saat letih belajar atau letih ngelanjutin novel.. biasa nya dilampiasin nulis blog. hehehe
ReplyDeleteBagus sekali. Have fun and take it easy, Fariz. :-)
Deletekalau saya ngeblog sebagai terapi jiwa, lagi sakit jiwa soalnya, hahaaa..
ReplyDeleteApa? Jadi? Jadi? Selama ini ....
Delete(Hehehe)
Dimuat di Serambi lagi ya Kak? selamat yaa :)
siap dehh.. bakal terus menulis untuk aceh
ReplyDelete