Berpulangnya dua tokoh yang selama ini mencurahkan segenap darma bakti
mereka bagi pembangunan negeri dalam waktu yang hampir bersamaan adalah sebuah
rasa kehilangan yang teramat mendalam. Atas prakarsa teman-teman komunitas
GamInong Blogger (GIB) yang bermaksud menyumbangkan tulisan di blog
masing-masing, tulisan ini saya apresiasikan terhadap karya nyata para tokoh
pembangunan kota Banda Aceh, ibukota Provinsi Aceh yang banyak menginspirasi
kita semua.
Ir.
Mawardy Nurdin, M.Eng.Sc, yang lahir di Sigli, 30 Mei 1954 adalah teknokrat
alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1978 dan Magister
Engineering di Universitas New South Wales Sidney pada tahun 1990. Setelah
menjabat sebagai Pejabat Sementara (Pjs) Walikota Banda Aceh pada tahun 2005 hingga
2006, Ir. Mawardy terpilih dua kali berturut-turut sebagai Walikota Banda Aceh
bersama wakilnya Illiza Sa'aduddin Jamal pada Pemilukada tahun 2006 dan 2012.
Pernah menjabat sebagai Ketua Bapedalda Aceh semenjak tahun 2001 - 2003, Ir.
Mawardy kemudian dipercaya sebagai Kepala Dinas Perkotaan dan Pemukiman
Provinsi NAD dari tahun 2003 - 2005. Beliau juga pernah dipercaya sebagai
anggota Exco PSSI.
whostalking.com
Sementara Ir. Zahruddin, M.Si pernah menjabat
Kepala Bappeda dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Banda Aceh sebelum diangkat
menjadi Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Aceh belum genap setahun silam.
Insinyur alumnus Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara yang juga aktif di
berbagai kegiatan kepemudaan dan pernah menjadi Direktur Utama klub sepakbola
Persiraja Banda Aceh ini bersahabat dekat dengan Walikota Mawardy baik dalam
pekerjaan maupun kesehariannya.
tgj.co.id
Sebagian di antara karya yang sangat kreatif yang
telah mereka persembahkan adalah penataan infrastruktur jalan di persimpangan-persimpangan
jalan raya Kota Banda Aceh. Saya kemudian teringat pada pemaparan Ir. Zahruddin
saat menjabat Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Banda Aceh dalam sebuah acara
Talk Show di Aceh TV beberapa tahun silam. Dengan penataan kawasan persimpangan
tersebut, yang ditandai pembangunan jalur tambahan melengkung yang mempermudah
pengendara yang ingin berbelok ke kiri secara langsung, sangat bermanfaat bagi
pengguna jalan raya.
Adanya jalur tersebut telah
mengurangi banyak sekali potensi kecelakaan lalu lintas di samping mencegah
timbulnya kemacetan. Pola ini disusul dengan perbaikan drainase yang mengatasi
masalah genangan air di jalan raya yang kerap terjadi manakala hujan deras
mengguyur kota Banda Aceh. Sejumlah taman turut dibuat untuk memperindah titik-titik
persimpangan dan sejumlah ruas jalan di kota Banda Aceh. Penataan kawasan
persimpangan tersebut hanyalah satu dari sekian banyak karya nyata lainnya yang
tak terbayangkan telah mempercantik kota Banda Aceh setelah luluh lantak
dihantam gempa bumi dan tsunami pada 26 Desember 2004 silam.
Sebuah
testimoni menarik dikemukakan keluarga dari pekerja LSM di masa rehabilitasi dan
rekonstruksi pasca tsunami yang mengaku lebih nyaman tinggal di Banda Aceh
dibandingkan dengan Jakarta--yang sudah sumpek akibat kemacetan. Begitupun,
Walikota Mawardy sempat mengajukan usulan untuk memperluas wilayah kota Banda
Aceh, lantaran kota ini tergolong memiliki wilayah yang tergolong kecil
terutama bila dibandingkan dengan wilayah kota lainnya di Indonesia. Hal tersebut
semata-mata dalam rangka membangun kota Banda Aceh sesuai visinya yaitu menjadi
Bandar Wisata yang Islami.
Masjid
Raya Baiturrahman
id.wikipedia.org
Sosok Mawardy Nurdin dikenal
sebagai seorang yang sangat menjaga kedisiplinan, pemimpin yang tepat waktu
serta disayangi kolega maupun stafnya oleh karena karakter dan
prestasi-prestasinya. Sejumlah penghargaan Adipura antara tahun 2009 hingga
2013 (terakhir kali memperolehnya pada tahun 1995) hanyalah sebuah contoh dari
prestasi gemilang yang diperoleh semasa kepemimpinan beliau yang sangat
visioner.
Belum
lagi jika kita membahas kesuksesan pelaksanaan Visit Banda Aceh Year 2011,
terpilihnya kota Banda Aceh oleh PBB sebagai 'model city' untuk disaster
risk reduction, penataan sejumlah tempat wisata seperti Taman Sari, Putroe
Phang dan kawasan pantai Ulee Lheue, pengerukan Krueng Aceh dalam rangka pembangunan
transportasi air yang merupakan pengerukan sungai pertama di Indonesia,
pembangunan sejumlah ruang terbuka hijau dan masih banyak lagi.
Tidak heran
pada tahun 2011 kota Banda Aceh meraih gelar Juara I bidang penataan ruang dan
juara II Subbidang Bina Marga (jalan). Sementara sang sahabat yang juga pernah
sekian lama berada di jajaran stafnya, Ir. Zahruddin, disebut-sebut juga sangat
berjasa dalam membuka jalur lintas tengah Aceh di akhir masa jabatannya sebagai
Kepala Dinas Bina Marga Aceh.
Logo Visit Banda Aceh Year 2011
indonesia.travel
Festival Peunayong dan Krueng Aceh 2011
nelva-amelia.blogspot.com
Aceh telah sangat kehilangan akan dua putera terbaiknya dalam saat yang hampir bersamaan. Kedua tokoh yang banyak
menyumbangkan karya nyata dalam pembangunan infrastruktur provinsi Aceh serta menjadi teladan yang senantiasa menjaga hubungan yang harmonis baik dalam
memegang amanah sebagai pejabat maupun dalam keseharian mereka di keluarga dan
masyarakat. Semoga dapat kami teruskan semangat dan pengabdian keduanya dalam
mempersembahkan yang terbaik bagi agama dan tanah air tercinta.
Sebuah puisi dari W.S. Rendra
yang entah disengaja tampil di halaman harian Serambi Indonesia yang memuat
ucapan belasungkawa atas meninggalnya kedua tokoh pembangunan infrastruktur
kota Banda Aceh tersebut saya tampilkan sebagai penutup. Selamat jalan dua
tokoh pembangunan kami, dua insinyur yang harum nama dan karya-karyanya dalam
sanubari. Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji'uun.
Kesadaran
adalah matahari
Kesabaran
adalah bumi
Keberanian
menjadi cakrawala
Dan
perjuangan
Adalah
perlaksana kata-kata
(Paman
Doblang - W.S. Rendra )
Banda
Aceh, 11 Februari s.d. 12 Maret 2014
Sumber-sumber:
Artikel keren lainnya:
eh yang ada nama akuka si backlink blog aku dong hehehehe
ReplyDeleteWaduuh, kak Ihan maaf banget sekian lama nge-blog barulah daku mengerti makna back link heheh,
Delete