Beranda · Wisata · My Extraordinary Life · Menu 2

Di Titik Ini

Sejenak aku terduduk di sini.
Kata demi kata terangkai, namun semakin terasa lemahku.
Aku berikrar dalam hati.
Waktu berjalan dan aku bertanya mungkinkah.

Purnama berganti, hujan, badai dan panas berselang.
Menanti fajar berganti.
Aku rebahkan segala resah ini.
Tuhan saja yang tahu kapan semua --
berhenti.


Banda Aceh, 31 Desember 2013

Artikel keren lainnya:

Di Atas Langit Masih Ada Langit

Jangan cepat puas.
Teruslah berprestasi.
Jadikan kegagalan sebagai batu loncatan.
Belajarlah lalu raihlah kesuksesan.

Jangan berlarut-larut dalam kesedihan.
Usah risau dengan berbagai celaan.
Kini nasibmu kamu yang tentukan.
Biar kasihan usah kau pedulikan.

Ketika sudah membumbung di angkasa.
Jangan lupa untuk tetap kepakkan sayap.
Arungi angkasa kagumi keindahannya
Lalu kembali ke sarang saat makanan telah --
kau dapat.

Bila suatu hari semangatmu meluruh.
Baca-baca kembali puisi ini.
Hapus air matamu sekarang.
Karena esok, akan menjadi masa lalu setelah berlalu.


Banda Aceh, 30 s.d. 31 Desember 2013

Artikel keren lainnya:

Yang Terbaik Untukmu

Hal terindah adalah mensyukuri ruang dan waktu.
Ketika tahu inilah yang terbaik untukmu.
Yang terbaik untukmu.
Bersyukurlah, maka segalanya akan kembali indah.

Kembalilah ke gelanggang.
Kamu terlahir sebagai pemenang.
Bukan pecundang.
Berlarilah hingga engkau sanggup melayang.

Jangan menangis!
Simpan saja buat saat finish.
Bangkitlah.
Raih semua kesempatan yang ada.

Bergerak hingga semua berontak!
Rasa malas, letih. lemas.
Rasa takut, sedih dan cemas.
Pada lelahmu sejenak sandarkanlah kepada-Nya.


Banda Aceh, 30 September s.d. 30 Desember 2013

Artikel keren lainnya:

Muhasabah Akhir Tahun

Diri ini
Mungkin dulu kamu tak pernah mengaerti
Mengapa kelam harus selalu mengawali --
cahaya
Bila senja adalah pertanda awalnya --
gulita

Diri ini
Dulu kamu mungkin pernah alpa
Menilai irama cita ini gila
Merindui kasih walau hampa

Diri ini
Biarlah kamu mengikhlaskan
Apa yang tak seharusnya bermula
Buat apa cinta kalau hanya memaksa

Diri ini
Simpanlah semua indahmu
Usah kau cerita
Hanya mengundang benci pendengki

Diri ini
Kau masih punya lagu yang indah
Yang kau simpan untuk mereka
Senandungkan bersama dendang setia

Diri ini
Masa depanmu masih panjang
Rajutlah wakau perlahan segala perca
Jadikan sebuah hiasan nan indah di mata



Banda Aceh, 30 Desember 2013

Artikel keren lainnya:

Minggu Keenam di Kursus Bahasa Jerman

Selamat berjumpa kembali dengan catatan mingguan kursus bahasa Jerman saya.

Dalam minggu kedelapan yang menjadi minggu keenam bagi saya, kali ini kami diajar oleh Herr Didit. Baru pada minggu ini pula kami mengetahui bahwa panggilan Herr atau Frau mesti diikuti dengan nama belakang seseorang tersebut. Sebabnya adalah panggilan Herr atau Frau juga memiliki arti lainnya yaitu suami atau isteri, sehingga hanya isteri atau suaminya saja yang berhak memanggilnya Herr atau Frau tanpa menyebutkan nama belakang.

Minggu ini kami sudah memasuki pelajaran keempat, namun sebelum memulai pelajaran, Herr Didit juga menyampaikan beberapa hal terkait dengan pelajaran Bahasa Jerman. Dalam belajar bahasa Jerman ada tiga hal sekaligus yang dipelajari, yaitu tata bahasa, peraturan-peraturan khusus dalam bahasa Jerman dan budaya di Jerman.

Dalam mempelajari tata bahasa, kalimat-kalimat dalam bahasa Jerman tidak jauh-jauh dari empat aturan yaitu nominative, akkusative, dative dan genetive. Nominative berarti subyek atau pelaku dari sebuah pekerjaan. Akkusative berarti obyek yang dikenai suatu pekerjaan. Sementara untuk dative dan genetive sebenarnya akan dipelajari pada pelajaran selanjutnya, namun sudah mulai diperkenalkan karena telah ada contoh-contoh yang diperoleh mengenai tata bahasa tersebut.

(Saya akan memeriksa catatan saya kembali tentang hal ini)

Kehidupan di Jerman sendiri berlangsung dengan amat sangat teratur. Kedisiplinan atau punklitch merupakan budaya sehari-hari dalam masyarakat Jerman. Segala aspek dan ruang yang ada di Jerman diberlakukan kedisiplinan tersebut. Di samping itu Jerman juga terkenal sangat efisien dalam segala hal. Bila terlambat untuk sebuah jadwal kereta api saja, bisa-bisa harus bermalam di tempat perhentian kereta dalam waktu yang lama untuk menunggu jadwal kereta selanjutnya.

Industri kecil dan menengah sangat berkembang di Jerman dengan karakteristik tersendiri. Di Jerman ada sebuah perusahaan pembuat pelor yang memproduksi berbagai pelor dari ukuran terkecil sampai terbesar untuk segala jenis kebutuhan mesin di seluruh dunia. Ada juga sebuah perusahaan pembuat mobil yang hanya membuat mobil eksklusif sesuai pesanan dalam jumlah yang sangat terbatas. Jumlah karyawannya juga sangat sedikit untuk sebuah pabrik mobil kelas dunia, yaitu empat puluh pekerja.

Hal yang juga tidak kalah menariknya di Jerman adalah kita harus senantiasa meng-update tentang laporan prakiraan cuaca. Hal ini merupakan sebuah kewajiban atau bahkan kebutuhan dikarenakan Jerman memiliki empat musim. Musim tersebut adalah musim semi (Der Frohling), musim panas (Der Sommer), musim gugur (Der Herbst) dan musim dingin (Der Winter). Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hal ini kamu bisa menyimak catatan dari seorang blogger yang baru saja saya temukan di mesin pencarian. Berikut ulasannya: http://dewisusilawatylubis.wordpress.com/sedikit-memberi-ilmu/nama-nama-liburan-di-negara-jerman/

Mengapa mengamati atau mengikuti laporan prakiraan cuaca merupakan hal yang sangat penting di Jerman? Hal ini juga dikarenakan perubahan cuaca mendadak yang dapat terjadi kapan saja. Hal ini juga mempengaruhi dalam cara kita memilih pakaian yang dikenakan serta terkait kepada jumlah menu. Dalam musim dingin tentunya wajib mengenakan syal, misalnya. Dalam musim dingin kita juga dapat makan sampai sepuluh kali namun tidak mengalami pertambahan berat badan. Hal ini dikarenakan musim dingin memaksa kita untuk makan lebih banyak untuk menjaga agar tubuh tetap hangat.

Hal-hal seperti persiapan untuk menghadapi berbagai keadaan cuaca tersebut tentunya harus diberitahukan jauh-jauh hari kepada siapapun yang hendak berangkat ke negeri Jerman. Di samping adanya sejumlah perbedaan budaya yang mesti dipahami sebelum tinggal dan membaur dengan warga Jerman. Oleh karena itu hal budaya ini tetap akan diperkenalkan saat kita belajar bahasa Jerman, sehingga tidak mengalami kejutan budaya (cultural shock).


 


Artikel keren lainnya:

Menulis Semudah Berbicara

Sembari beristirahat di rumah salah seorang kerabat, saya menelusuri buku-buku yang ada di lemari buku di rumah saudara saya tersebut. Saya menemukan (lagi) buku Quantum Learning yang cukup lama tidak saya sentuh. Buku ini belum pernah mampir ke dalam koleksi buku saya. Sewaktu masih di Madrasah 'Aliyah -- setingkat SMA -- saya meminjamnya dari Makcik saya. Saya telusuri kembali buku tersebut, banyak kenangan yang indah bersama buku ini. Termasuk ketika menjadikan bahan di dalamnya sebagai bahan untuk pelatihan adik-adik kelas di rohani Islam (rohis) semasa Madrasah 'Aliyah dulu.

Beberapa materi di dalam buku ini yang saya praktekkan atau adopsi materinya ke dalam bahan simulasi pelatihan antara lain cara membuat catatan atau resume kuliah atau ceramah, kiat agar dapat mempraktekkan bahwa menulis semudah berbicara dan bagaimana peta pikiran mengurangi dampak negatif berpikir linear yaitu adanya item-item yang terlewatkan ketika menyusun suatu gagasan. Dalam tulisan kali ini saya ingin membahas satu saja dari materi-materi tersebut yaitu "Kiat-kiat supaya tidak Mengalami Hambatan Menulis."

Sebelum membahas pokok bahasan tersebut, saya ingin menceritakan suasana menyenangkan dalam sebuah kelas pelatihan adik-adik rohani Islam atau Rohis di sekolah almamater saya beberapa tahun silam. Ketika itu sebagai alumni saya dimintai untuk mengisi sebuah sesi simulasi selepas shalat 'ashar. Saya meminta semua peserta mengeluarkan selembar kertas, dan memberi waktu kepada mereka beberapa menit untuk menuliskan apa saja yang terlintas dalam benak mereka. Apa saja!

Saya ingin membuktikan keampuhan sebuah materi yang terdapat dalam Quantum Learning bahwa menulis adalah semudah berbicara. Dalam materi tersebut diceritakan bahwa menulis sebenarnya tidak lain adalah sebuah cara untuk mengungkapkan apa yang terlintas dalam pikiran kita sama halnya seperti berbicara. Diulangi: menulis sama mudahnya dengan berbicara.

Sewaktu masih kecil, seorang anak tidak memiliki hambatan apapun untuk mengungkapkan ide-idenya. Si anak bebas untuk mengungkapkan ekspresinya baik dalam ucapan, tindakan ataupun karya. Seiring bertambahnya usia, sang anak mulai memperoleh hambatan-hambatan yang berasal dari lingkungannya. Beberapa orang mulai menertawakan ketika si anak "salah" berbicara. Lalu kemudian si anak yang tadinya merasa percaya diri perlahan-lahan mulai enggan untuk mengekspresikan diri. Hal tersebut terus berlangsung sehingga si anak tadi menjadi dewasa.

Anak itu bisa jadi adalah kita!

Sekarang cobalah langkah-langkah berikut ini. Ambillah selembar kertas, lalu tulislah apa yang sedang Anda pikirkan. Bisa saja Anda menuliskan "aduh, apa lagi ya yang harus ditulis, atau bagaimana ya pulpen saya macet ini, dan sebagainya. Apa saja yang sedang Anda pikirkan dan bukannya memikirkan dulu baru menulis. Gunakan timer dan targetkan untuk memenuhi kertas Anda dengan tulisan. Kemudian baca kembali tulisan tersebut. Pada mulanya Anda akan menanggapi apa yang Anda tulis tersebut dengan tersenyum-senyum sendiri atau merasa konyol atas apa yang telah Anda tulis.

Tidak apa-apa! Anda sedang berkembang dan seiring waktu tulisan Anda akan terus meningkat dari segi kualitas isinya.

Teruslah menulis dan buktikan menulis adalah semudah berbicara!

^_^


Banda Aceh, 28 Desember 2013
Diedit pada 12 Maret 2014

Artikel keren lainnya:

Apa yang Harus Aku Tulis?

Apa yang harus aku tulis?
Di malam hari ini
Di malam ketika jari jemari ini merangkai kata
Berupaya menenggelamkan diri
Dalam imajinasiumn
Dalam angan
Untuk merangkai cerita
Cerita kekasih yang entah di mana

Apa yang harus aku tulis?
Mengumpulkan serak-serak perasaan --
meski hampa
Rasa gembira bercampur nestapa
Entah bagaimana mengungkapkannya
Emosi haru ataukah tawa
Ataukah kidung-kidung senja
Dilagukan mesra sepasang remaja

Apa yang harus aku tulis?
Ceritera dari negeri Skandinavia
Ataukah hutan rimba belantara
Setumpuk artikel berita
Ataukah seulas canda tawa
Semangat sang muda yang menggelora
Ataukah kebijaksanaan ulama
Merangkumnya dalam mutiara-mutiara --
bahagia


Banda Aceh, 27 Desember 2013

Artikel keren lainnya:

Tangis Setelah Bahagia

Di sudut ruang
Ditemani detak jam dinding
Di tengah kesunyian malam
Memanjatkan do'a

Menghiba-hiba
Sesenggukan dalam irama
Menanti keputusan
Di tengah terpaan ujian cinta

Oh manusia malang
Tidakkah Engkau perhatikan
Malam menjadi siang, dan --
siang juga menjadi malam

Riuh rendah festival suara
kesunyian malam
Semua itu adalah --
kuasa Tuhan
Hanya kita yang harus --
mengarunginya


Banda Aceh, 27 Desember 2013
Pukul 02.30

Artikel keren lainnya:

Semua Pasti ada Hikmahnya: Renungan 9 Tahun Tsunami

Hari itu, Ahad pagi, 26 Desember 2004.

Gempa bumi yang disusul dengan gelombang tsunami raksasa yang menewaskan sedikitnya ratusan ribu warga yang bermukim di Banda Aceh dan beberapa kabupaten lainnya, termasuk juga di sejumlah negara di sekitar Samudera Hindia bahkan sampai ke Afrika.

Minggu pagi itu sebenarnya aku berencana untuk ke kampus, karena ada kuliah tambahan. Ketika gempa yang amat dahsyat itu datang, Mamak berteriak-teriak memanggilku yang baru saja sedang mandi untuk bersiap ke kampus. Lalu tidak lama aku pun ikut bergabung dengan keluarga di halaman muka rumah kami. Di dekat pagar kami yang hanya ada tanaman pagar itu kami mengucap kalimat tahlil berulang kali.

Sekitar sepuluh menit berlalu, gempa pun usai. Kami masuk kembali ke dalam rumah, melihat air di bak mandi yang terguncang sampai ke langit-langitnya, dan air di ember di mana ada pakaian yang siap dicuci meluber ke lantai. Di hari yang cerah itu seorang tetangga lewat di depan rumah, mengabarkan bahwa kubah Masjid Al-Makmur terhempas ke tanah akibat gempa besar tersebut.

Segera saja warga dengan mengendarai motor keluar ke jalan-jalan untuk melihat kondisi sehabis gempa. Abang dan Adik keluar untuk melihat-lihat suasana dengan naik motor, juga seorang abangku yang lain melihat kondisi usaha rental Play Station-nya, usaha yang dijalaninya bersama teman-teman sembari kuliah.

Aku tetap di rumah bersama Bapak dan Mamak, sementara ketiga saudaraku pergi. Bapak menelepon sanak famili menanyakan keadaan mereka. Listrik terputus namun jaringan telepon masih dalam kondisi bagus. Bapak sempat menelepon saudara di Blower dan kemudian di Kampung Pineung. Sesaat setelah menutup telepon, sebuah gempa yang sepertinya hanya satu hentakan kuat kembali mengayun sejenak. Kami melihat ke arah kipas angin yang tergantung di langit-langit rumah lalu bergerak keluar rumah.

Di luar rumah, tetangga pun sudah berhamburan lagi ke luar rumah. Tidak berapa lama kemudian kepada tetangga yang sedang menggendong bayi ponakannya itu kau bertanya, mengapa ada keramaian di jalan raya yang jaraknya hanya sekitar seratus meter saja dari rumah kami. Tetangga menjawab bahwa mereka berteriak ada air naik.

Aku segera berlari, ke jalan raya. Aku saksikan barisan orang-orang yang sangat ramai berlomba-lomba berkejaran pada jarak sekitar 200 meter dari tempat aku berdiri di jalan raya itu. Seperti dikejar setan. Ada seorang pemuda bertopi yang memanggul seperti sebuah kardus lalu jatuh, ia cepat-cepat mengambil kardus itu dan berlari lagi.

Aku berlari kembali ke rumah dan memberitahu Mamak, dan juga Bapak. "Mak, adek takut. Adek tidak bisa berenang." Kembali teringat musibah tepat 3 tahun 4 bulan sebelumnya ketika acara rihlah tafakkur alam bersama teman-teman sekolah pada Ahad, 26 Agustus 2001 ketika aku tenggelam di seputaran Pantai Lampuuk. Saat itu aku menjadi panitia sebuah permainan games dan diminta mengawasi peserta dan untuk mempersingkat jarak temanku mengajak berenang sehingga kami tidak keduluan peserta. Nahas saat itu aku tenggelam namun bersyukur masih dapat diselamatkan.

Saat aku pergi ke rumah sebelah karena ingin naik ke lantai dua mereka, tetangga yang kuberi kabar soal air naik itu langsung menyebut tsunami. Saat aku Aku berpikir apa itu tsunami. Mungkin ada sedikit ingatan kepada pelajaran Geografi dan Gempa di Halmahera tahun 1992. Juga gempa di Liwa, Lampung yang diabadikan dalam sebuah lagu yang dinyanyikan  seorang penyanyi cilik di TVRI pada tahun yang sama. Setelah itu Mamak mengajak ke rumah tetangga yang lain lagi karena merasa di sana lantai duanya lebih tinggi.

Kami lalu berlari lagi ke rumah tetangaku yang memiliki lantai dua yang lebih tinggi namun baru saja dibangun itu. Di sana mereka sedang bergotong royong mengangkat barang-barang di lantai satu yang berpotensi terendam, karena perlahan air pun masuk ke dalam rumah. Sebelum kami ke rumah tetangga itu aku saksikan bagaimana air yang hitam pekat yang sangat deras segera saja memenuhi drainase. Kami merasa seperti dikejar-kejar oleh air itu.

Di malam sebelum tsunami, Bapak dan Mamak terkunci di kamarnya. Aku ingat sekali, waktu itu gagang pintu memang agak "labil" dan tepat di malam itu Bapak dan Mamak terkunci. Lalu Abangku mengambil linggis dan membuka paksa pintu itu. Kami juga ingat sempat mencoba-coba untuk mencungkil jendela namun tidak berhasil. Syukurlah akhirnya pintu itu berhasil dibuka oleh Abang.

Jika mengenang itu, sedikit bergidik ngeri juga. Malam itu saat Bapak dan Mamak terkunci di kamar, kami sedang menonton serial Bunda. Di sekitar tempat kami, hanya berjarak ratusan meter, Bapak imam masjid kami, Tgk. H. Ghazali Ibrahim meninggal dunia karena tertinggal di dalam kamar mandi saat tsunami terjadi keesokan harinya.

* * * * *

Air secara perlahan-lahan mulai menaiki rumah tempat kami berlindung tersebut. Pemuda-pemuda kampung bahu membahu menyelamatkan barang-barang ke lantai dua. Aku hanya terkulai lemas bersama Mamak. Bapak juga ikut naik sambil menyisingkan sarung lantaran agak terlambat setelah melihat-lihat hempasan gelombang tsunami di pinggir jalan T. Syaref Thaeb (air tersebut kemudian berhenti kira-kira 1 kilometer dari tempat tersebut).

Di atas itulah Mamak kemudian mengambil air wudhu' dan shalat sunat dua raka'at. Adik tetangga di rumah itu membagikan kami Surat Yasin untuk dibaca. Terus menerus gelisah, hanya do'a yang bisa kami panjatkan. Tetangga sebelah rumah kami juga ikut naik, ibu tetangga sebelah itu sedang hamil sehingga juga hanya bisa duduk pasrah di sana. Kami tidak bisa kemana-mana, seperti terjebak di atas itu bersama belasan, mungkin puluhan tetangga lainnya yang terjebak di situ. Gempa susulan yang terus terjadi membuat kami kian pasrah.

Kami juga terpisah sementara waktu dengan ketiga saudaraku. Abang yang satu yang tadinya berlari menyelamatkan Play Station ketika ramai orang berlarian kemudian mulanya berniat untuk pergi ke arah Lhoknga -- yang sebenarnya adalah kawasan Pantai -- namun di tengah perjalanan kembali disuruh untuk berlari ke arah pegunungan Mata Ie. Sementara saat itu Abang yang satunya lagi membonceng adik saat sampai ke Simpang Lima baru mendengar adanya informasi air laut naik, pergi ke arah bandara Blang Bintang. Abang langsung berpikir untuk berlari ke arah Blang Bintang, lantaran belum lama mengikuti Kerja Praktek dalam rangka tugas kuliahnya di bandara tersebut. Tempat tersebut memang lebih tinggi dari permukaan laut.

Aku, Bapak dan Mamak berpelukan di atas lantai dua rumah tetangga tersebut sembari saling meminta maaf dan terus melantunkan zikir. Di tempat kami, air laut yang sangat deras itu sempat menyurut sesaat, lalu datang lagi dengan tinggi air yang lebih tinggi. Gempa susulan pun berulang kali datang. Puluhan kali, namun kami tak mungkin turun ke bawah lantaran air sudah mencapai tinggi dua meter di badan jalan. Hanya bisa pasrah. Air tersebut kemudian menggenang dan perlahan-lahan surut, meski setelah berjam-jam lamanya.

Aku yang masih trauma melihat air laut, hanya bisa merasa pusing saat mau turun. Bapak dan Mamak kembali ke rumah untuk melihat-lihat namun aku memutuskan untuk tetap tinggal di situ menunggu situasi normal kembali. Bersama beberapa orang tetangga yang mayoritas kaum ibu dan anak-anak aku masih bertahan di rumah itu sementara mereka yang dalam kondisi sehat berputar-putar melihat keadaan.

Gemetaran, itu yang aku rasakan. Kemudian seorang tetangga datang menawarkan biskuit crackers dan sebotol air mineral. Aku meminumnya, hanya sekedarnya. Juga biskuit hanya kumakan beberapa potong. Semua makanan itu merupakan makanan yang tersisa dari toko-toko kelontong yang ada di sekitar tempat kami. Mulanya aku ragu namun tetangga mengatakan kondisinya sangat darurat.

Barulah di sore hari aku kembali, itu pun setelah adik yang menjemputku -- di rumah yang jaraknya hanya selang satu rumah itu. Alhamdulillah saudara-saudara kandungku selamat karena sempat berlari ke tempat yang aman. Siang hari sebenarnya Mamak sempat mengantarkan air gula untuk menambah tenaga, tapi karena masih terjadi gempa susulan, aku belum berani pulang dan air pun saat itu setinggi lutut.

Selepas shalat 'ashar yang agak telat, kira-kira pukul 6 sore, aku kembali berlari keluar dari kamar. Ternyata kembali ada isu bahwa air laut naik. Ternyata ada saja orang yang ingin memanfaatkan situasi. Situasi ini di beberapa tempat dimanfaatkan oleh para pencuri untuk beraksi menjarah harta-harta di rumah warga. Kondisi warga yang panik juga bisa menjadi pemicunya.

Sementara di beberapa titik lainnya, beberapa kilometer saja dari tempat kam mayat-mayat bergelimpangan bersama sapuan air dan puing-puing yang terseret gelombang tsunami. Bahkan helikopter yang parkir di sebuah kantor Polisi terputar-putar oleh sapuan gelombang tsunami. Warga Banda Aceh, Aceh Besar dan sekitarnyayang masih selamat banyak yang terlibat dalam mengevakuasi mayat, di samping tentara dan relawan dari berbagai lembaga turut bekerja keras hari itu.

Isu tsunami yang kembali mengantarkan kami kembali ke rumah tetangga tadi. Ada beberapa rumah berlantai dua yang malam itu menjadi tempat mengungsi. Di rumah itulah kami makan nasi dari nasi yang masih ada di rice cooker tetangga kami. Satu piring berbagi bersama. Saat itu di tempat lainnya bahkan ada yang belum bisa makan hingga berhari-hari kemudian.

Malam itu gempa susulan terus terjadi termasuk sebuah gempa yang agak besar juga menjelang shubuh hingga akhirnya kami "menyerah" dan memilih tidur di beranda. Suasana gelap akibat terputusnya jaringan listrik diimbangi dengan cahaya bulan purnama yang menerpa. Aku berbantalkan tas ransel berisi ijazah yang sempat kubawa tadi pagi. Hingga keesokan paginya barulah kembali ke rumah untuk membersihkan rumah.

Beberapa hari itu isu air laut kembali naik terus saja berdatangan. Aku sampai harus bolak-balik dari rumah ke rumah tetangga menenteng ransel dan selimut. Untuk malam kedua kami masih tidak berani tidur di rumah dan kembali tidur di rumah tetangga. Beliau sekeluarga memutuskan untuk mengungsi ke kampung halaman beliau, sementara kunci dititipkan kepada kami.

Di hari kedua itu, Bapak pulang sebentar ke Kampung Jruek menghadiri pemakaman empat orang dari keluarga kami yang ikut menjadi korban dalam musibah tersebut: Nek Jruek -- isteri pertama Kakek, Dr. Kamariah -- sepupu satu Kakek, Yasmin -- puteri Dr. Kamariah dan Naila -- keponakan Dr. Kamariah. Baru pada hari Keempat, keluarga yang lainnya Kakak dan Adik sampai dari Jakarta dengan pesawat. Hari itu kami mengungsi ke Indrapuri, tempat kami memantau situasi terkini setelah musibah dahsyat itu dari balik layar televisi.

* * * * *

Hari itu telah menjadi sejarah. Kita mendo'akan agar para korban yang meninggal pada saat itu di terima di sisi Allah Swt dan diampuni segala dosa. Sementara bagi kita korban yang selamat agar dapat mengambil hikmah dan mengingatkan generasi seterusnya tentang peristiwa tsunami tersebut agar dapat lebih tanggap dan siap dalam rangka mitigasi bencana.

Musibah tersebut telah meninggalkan trauma dan luka mendalam. Kami kehilangan banyak sekali saudara, guru, orang tua, sahabat. Bahkan orang tua kami belum pernah melihat musibah sedahsyat itu. Namun kita tetap harus bangkit. Membangun dan menjaga agar semangat untuk melanjutkan hidup agar terus menyala.

Pasti ada hikmah yang barangkali belum bisa terjawab oleh kita. Saat ini perdamaian juga telah kembali bersemi di Aceh dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara pemerintah Republik Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka sehingga konflik puluhan tahun telah dapat diselesaikan secara arif dan bijaksana. Semoga dapat lestari dan abadi demi masa depan generasi penerus kelak.

Tidak lupa kita ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu proses evakuasi korban tsunami serta rehabilitasi dan rekonstruksi baik secara infrastruktur maupun suprastruktur, fisik materiil maupun mental-moril, sehingga hari ini kami telah dapat menatap masa depan kami kembali. Pemerintah yang bergerak cepat, lembaga donatur dalam dan luar negeri serta tak lupa masyarakat yang telah turut menyumbangkan waktu, dana, pikiran dan tenaga. semua pihak yang telah ikut andil membantu pemulihan pasca bencana tersebut.

Semoga Allah Swt senantiasa melindungi kita semua.



Banda Aceh, 26 Desember 2013
Pukul 15.23 WIB

Artikel keren lainnya:

Minggu Kelima di Kursus Bahasa Jerman

Minggu kelima, sebenarnya minggu ketujuh karena minggu itu saya tidak dapat masuk, dan sekarang sudah masuk minggu kedelapan. Lebih mudah untuk menuliskannya saat masih segar dalam ingatan tapi baiklah saya menuliskannya sekarang.

Minggu kelima saya masih belajar bersama Frau Rini, namun minggu selanjutnya yaitu minggu ini kami sudah bersama Herr Didit. Sembari melanjutkan pelajaran kami juga sesekali mengulangi materi-materi pada pelajaran sebelumnya. Frau Rini juga banyak memberikan sejumlah latihan.

Di minggu kelima kami sudah mempelajari banyak hal menarik lainnya, di antaranya adalah cara melihat peta dan arah mata angin.

Untuk arah utara kita menyebutkan nordlich von atau bisa juga im Norden von. Misalnya kita akan menyebutkan Dusseldorf berada di sebelah utara Koln, maka kita mengatakan:

Dusseldorf nordlich von Koln, atau
Dusseldorf im Norden von Koln.

Untuk arah timur kita menyebutkan ostlich von atau im Osten von. Misalnya kita akan akan menyebutkan Dresden berada di sebelah timur Leipzig, maka kita mengatakan:

Dresden ostlich von Leipzig, atau
Dresden im Osten von Leipzig.

Untuk arah Selatan kita menyebutkan sudlich von atau im Suden von. Misalnya kita akan menyebutkan Mainz berada di sebelah selatan Wiesbaden, maka kita mengatakan:

Mainz sudlich von Wiesbaden, atau
Mainz im Suden von Wiesbaden.

Untuk arah Barat kita menyebutkan westlich von atau im Westen von. Misalnya kita akan menyebutkan Basel berada di sebelah Zurich, maka kita mengatakan:

Basel westlich von Zurich, atau
Basel im Westen von Zurich.

Kemudian untuk beberapa arah mata angin lainnya kita akan menyebutkan gabungan dari arah mata angi tersebut, yaitu:

Untuk timur laut kita menyebutkan nordostlich von.
Untuk tenggara kita menyebutkan sudostlich von.
Untuk barat daya kita menyebutkan sudwestlich von.
Untuk barat laut kita menyebutkan norwestlich von.

Kami juga membuat sebuah resume tentang perkenalan kami yang akan kami pajang di majalah dinding di kelas.

Ich heize Azhar, ich bin Kursteilnehmer.
Ich komme aus Banda Aceh, ich wohne jetzt im Beurawe.
Ich bin Student, ich spreche Englisch.
Ich liebe horenmusik, ich liebe jazzmusik fur horen.
Ich esse reis.
Ich trinke tee.
Ich liebe schreiben.
Ich bin schriftsteller von Beruf.
Ich habe Blog. Mein Blognamen ist nowayreturn.blogspot.com.
Tschuss.

^_^


Banda Aceh, 24 Desember 2013

Artikel keren lainnya:

Kerjakan Sepenuh Hati

Seorang penulis juga psikolog ternama, M. Scott Peck menceritakan bagaimana "kegalauannya" tiap kali berhadapan dengan dunia pertukangan. Permasalahan ini telah membuatnya benar-benar frustasi. Alih-alih dapat menyelesaikan, berbagai pekerjaan rumah yang sederhana seperti memperbaiki pipa atau hal sederhana lainnya selalu berakhir dengan telepon kepada ahli reparasi atau pertukangan.

Sampai suatu hari, ketika seseorang mendengarkan keluhannya lalu berkata, "Itu karena engkau tidak memberikan waktumu."

Pemirsa, memberikan waktu kepada hal yang sedang kita kerjakan berarti mengurangi banyak sekali pemborosan yang kita lakukan dalam menyelesaikan tugas-tugas kita. Tidak perlu bakat yang istimewa, sejarah orang-orang yang sukses telah menenggelamkan talenta-talenta istimewa yang terlena yang tidak dipupuk oleh latihan dan kerja keras secara terus menerus dan konsisten.

Berikut saya sampaikan tiga buah rumus kesuksesan. Saya tidak menguraikan lagi lebih lanjut, semoga kita dapat mengamalkannya jika pesan ini bermanfaat untuk kita semua.

Secepat anda berada di atas, secepat itulah anda harus bersiap-siap akan datangnya persaingan. (Mario Teguh)

Sabar = kesatuan badan dan pikiran = bahagia (Arvan Pradiansyah)

Tidak ada sukses kecil-kecilan jika kamu memberikan hatimu sepenuhnya pada apa yang kamu kerjakan. (Azhar Ilyas)

^_^


Banda Aceh, 03 Desember 2013
Diedit dan diposting pada 24 Desember 2013

Artikel keren lainnya:

Untukmu Mamak (Postingan Tulisan ke-100 di Tahun Ini)

Tidak terasa sudah hari ini adalah 22 Desember. Di Indonesia tanggal ini diperingati sebagai hari Ibu. Saya melirik daftar tulisan saya yang telah saya posting di blog ini dan mencapai 99 tulisan pada tahun ini. Blog ini sebenarnya baru saja saya buka pada tahun ini. Blog ini sudah berkesempatan mengikuti beberapa lomba yang informasinya saya peroleh dari sebuah grup komunitas blogger Gaminong Blogger. Sempat sekali menjadi juara pada Lomba Karya Bareng Piyoh 2013 kategori tulisan/blog, kemudian menetapkan diri untuk menulis setiap hari -- meski kadang absen juga menulis.

Di grup ini serta di blog ini dan lewat mengikuti lomba penulisan saya bertemu dengan rekan-rekan yang baru. Beberapa di antaranya juga terbilang sangat intens dalam mem-posting tulisan. Jadi sebagian besar pembelajaran yang saya lakukan adalah dengan membaca tulisan-tulisan mereka.

Di grup komunitas Gaminong Blogger juga para anggotanya senantiasa mem-posting tulisan-tulisan karya terbaik mereka. Beberapa di antaranya ada yang merupakan tulisan resesnsi, artikel yang diikutkan dalam lomba, catatan perjalanan, bahkan curhat maupun fiksi juga ada. Jadinya saya tidak merasa kekurangan bahan yang bisa dipelajari, meskipun tidak bertatap muka dengan seorag guru menulis setiap hari.

Untuk tulisan ke-100, lantaran juga karena bertepatan dengan Hari Ibu maka saya ingin sekali menuliskan sebuah puisi. Tadi pagi saya menonton acara tayangan berita di mana salah seorang penyiarnya menceritakan tentang cara mereka merayakan Hari Ibu, yaitu dengan membuatkan puisi bersama saudara-saudaranya dan memberikan bunga.
am

Sepertinya memang sangat sulit merangkai kata. Semua dari kita memiliki ibu. Kita memanggil mereka Ibu, Mamak, Emak, Bunda, Ummi, semua sebutan terbaik untuk sosok mulia yang telah melahirkan kita. Tidak hanya telah melahirkan dan merawat kita sampai besar, banyak juga kisah yang menunjukkan pengorbanan seorang ibu terus berlanjut sampai membantu merawat cucu-cucu mereka.

Tidak, dan sulit bagi saya untuk mengarang puisi. Seperti tidak ada kata-kata yang mampu menggambarkannya. Di antara kita mungkin ada yang masih diberikan izin untuk bertemu dengan ibu dan berbakti kepada mereka. Ada juga yang ibunya sudah dipanggil pulang menghadap sang pencipta. Atau di tempat lainnya ada pula yang masih tidak mengenal sosok ibunya.

Adakah kata terindah yang dapat mewakilkan kasih sayang seorang ibu? Dalam agama Islam, Rasulullah menyebutkan bahwa kewajiban untuk berbakti kepada orang tua di mana kepada ibu lebih diutamakan daripada kepada bapak.

Kasih ibu kepada beta
Tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari dunia
Bagai sang surya menyinari dunia

Selamat Hari Ibu


Banda Aceh, 22 Desember 2013


Note: Saya tidak jadi menuliskan puisi dalam tulisan yang saya tulis mengalir saja ini -- tanpa terlalu meng-edit sana-sini. Tulisan ini saya posting sambil menemani Mamak yang sedang melakukan tugas mulia beliau sehari-hari. Semoga kami dapat menjadi anak-anak yang selalu berbakti. Aamiin ya Rabbal 'aalamiin.

Artikel keren lainnya:

Belajarlah (Bisnis) Sampai ke Negeri Cina

Sebuah ungkapan terkenal yang baru saja saya sebutkan sebagai judul tulisan saya kali ini menunjukkan sebuah anjuran untuk bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu pengetahuan. Kesungguhan untuk menuntut ilmu pengetahuan walau harus menempuh jarak teramat jauh. Saya tidak membahas sumber dari ungkapan ini, namun lebih jauh saya ingin memfokuskan kepada negeri Cina, suatu tempat yang disebutkan dalam ungkapan itu. Lebih khusus lagi, tentang ilmu berdagang atau berbisnis yang dimiliki oleh para pedagang Cina atau dikenal juga dengan sebutan Tionghoa.

Penyebab dari keinginan saya menulis tulisan ini adalah artikel dari harian Republika hari ini, Sabtu, 21 Desember 2013 yang berjudul "ASEAN Usulkan Pelatihan UMKM dengan China. Dalam artikel itu disebutkan, ASEAN mengusulkan agar diselenggarakan pelatihan bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah dengan Cina. Pelatihan tersebut adalah dalam rangka saling bertukar ilmu serta pengalaman guna meningkatkan hubungan dan kerjasama ekonomi antara kedua belah pihak. Di samping itu, ASEAN juga meminta agar perdagangan dan investasi yang dilakukan dengan CIna dapat berjalan dengan lebih seimbang di masa mendatang.

Pemirsa, bangsa Cina atau Tionghoa memang telah sejak lama dikenal sebagai bangsa pedagang. Keterampilan mereka dalam menjual merupakan sebuah pelajaran yang paling berharga yang mesti kita pelajari untuk kemudian kita terapkan dalam dunia usaha. Dalam artikel tersebut juga disebutkan beberapa hal yang menjadi keunggulan dalam sistem berdagang yang dilakukan oleh Cina, yaitu inovasi produk dalam rangka meningkatkan nilai tambah, tehnik pengemasan agar produk terlihat menarik serta cara-cara mengamati pasar yang akan disasar atau dimasuki oleh produk mereka, termasuk kebutuhan pasar.

Di samping hal tersebut, ada juga beberapa pelajaran yang pernah saya ikuti melalui berbagai penjelasan yang saya peroleh. Saya mencoba untuk merincikan dalam beberapa poin:

Pertama; berhemat saat usaha sedang berkembang. Bill P.S. Lim menceritakan dalam bukunya "Dare To Fail" bahwa ada sebuah prinsip yang sangat dijaga oleh orang Tionghoa dalam berbisnis, yaitu melakukan penghematan super ketat pada lima tahun pertama. Bahkan orang Tionghoa di Singapura dulunya pada umumnya tinggal dan menempati ruko (rumah-toko) dalam rangka menghemat anggaran transportasi dan waktu yang mungkin terjadi bila mereka membeli rumah dan harus pergi ke kantor dan terjebak kemacetan setiap hari. Cara ini sebenarnya kurang dianjurkan terutama dalam hal lingkungan yang sehat dalam membesarkan anak (bagi keluarga muda), namun merupakan cara yang harus ditempuh untuk menghemat pengeluaran. Sekarang Singapura telah menjadi sebuah negara yang perdagangannya terus berkembang dewasa ini.

Kedua; manajemen usaha keluarga yang tangguh. Anak-anak dari keluarga pedagang Tionghoa sedari dini akan disuruh untuk mengambil bagian dalam usaha keluarga. Saya pernah menyaksikan hal itu pada sebuah beberapa toko yang ada di Banda Aceh. Sejak usia SMP mereka sudah disuruh membantu mencatat transaksi. Dari sebuah penjelasan saya menemukan sebuah ketentuan lainnya yaitu bahwa dalam manajemen usaha keluarga, mereka tidak akan mengangkat anak sendiri dan lebih memilih untuk menitipkan anaknya di usaha kerabat mereka. Hal ini barangkali karena antara anak dan orang tua masih terikat hubungan batin yang erat sehingga sulit berlaku tegas dalam mendidik mereka berdagang.

Ketiga; disiplin dalam pencatatan transaksi. Tidak heran bila melihat selalu ada buku tulis untuk mencatat transaksi bila berbelanja dengan orang Tionghoa. Semua transaksi sekecil apapun harus dicatat. Bahkan saya pernah melihat catatan tersebut dalam bentuk manual saja, barangkali setelah toko tersebut ditutup barulah dipindahkan ke dalam komputer.

Keempat; sangat gigih dalam berusaha dan berlaku ramah kepada semua pelanggan. Dalam hal kesungguhan berusaha mereka patut untuk ditiru. Tidak ada istilah malas dalam kamus orang Tionghoa. Dalam pengalaman berbelanja, mereka juga relatif sangat menjaga sikap ramah tamah dengan pembeli, sehingga pembeli merasa senang untuk berbelanja di tempatnya. Sikap tersebut tentunya terbentuk karena mereka sudah dilatih untuk membantu berjualan sejak kecil.

Kelima; mengemas produk apapun agar lebih menarik dan meningkatkan nilai gunanya. Sudah bukan rahasia lagi jika di pasaran banyak beredar barang-barang yang diimpor dari Cina dengan harga yang relatif lebih murah namun dengan kemasan yang menarik. Saya pernah bertemu dengan seorang Bapak di pasar yang menceritakan hal tersebut yang menurutnya telah berlangsung sejak lama. Para produsen dan pedagang Tionghoa sangat ahli dalam mengemas barang dagangannya sehingga lebih menarik bagi para pembeli.

Bagi kita yang ingin menekuni dunia usaha, teruslah belajar tak kenal henti dari siapa pun juga. Mengutip sebuah pepatah: "belajarlah dari kesalahan orang lain, karena usiamu takkan cukup untuk mengulang kesalahan mereka."

Selamat berakhir pekan, pemirsa.

^_^


Banda Aceh, 22 Desember 2013

Artikel keren lainnya:

Malu Jadi Benalu

Malam ini saya memilih untuk menuliskan sebuah resensi lantaran malam kemarin saya absen menulis. Buku yang saya pilih untuk dikupas malam ini adalah sebuah buku saku berjudul "Malu Jadi Benalu". Buku ini adalah karangan dari seorang ulama yang juga seorang pengusaha, KH. Abdullah Gymnastiar atau yang akrab disapa Aa Gym. Sesuai dengan judul bukunya, Aa Gym membahas mengenai ide-ide kemandirian yang juga sering disampaikan dalam berbagai kesempatan dakwah beliau.

Buku ini terbagi ke dalam dua bagian besar. Bagian pertama membahas dua sub-topik yaitu menanamkan tekad membangun harga diri dengan jiwa mandiri dan ;berbagai kisah kemandirian yang diajarkan oleh baginda Nabi Muhammad S.a.w. Sementara bagian kedua dari buku ini mengupas empat sub-topik yaitu mengenai keuntungan menjadi seorang enterpreneur; kiat-kiat menanamkan jiwa wirausaha; semangat meraih keberkahan melalui berwirausaha mandiri; dan akhlak berwirausaha yang dicontohkan oleh baginda Nabi.

Selama ini pengkajian mengenai Islam hanya terfokus kepada hal ibadah ritual saja (shalat, shaum, zakat dan haji), tidak jarang masalah ibadah ini menimbulkan perdebatan yang berujung kepada pertengkaran. Sementara hal-hal seperti bagaimana mewujudkan tempat ibadah yang bersih dalam segala hal mulai dari tempat wudhu', toilet dan tempat shalat sendiri masih kurang mendapat perhatian. Padahal bila dirawat dengan baik, dapat meningkatkan kekhusyu'an dalam beribadah dan jama'ah yang datang ke masjid pun semakin ramai.

Artikel keren lainnya:

Cara Bapak Membuat Kami Gemar Membaca

Di rumah kami, hal yang tidak luar biasa adalah kami senantiasa berlangganan surat kabar. Hal ini telah kurasakan sejak kecil di mana Bapak berlangganan sejumlah surat kabar. Pagi hari kami disuguhi surat kabar harian yang terbit di Aceh, yaitu Serambi Indonesia. Siang harinya giliran surat kabar Waspada yang menyambangi rumah kami. Seiring waktu, hadirlah harian Republika menggantikan Waspada sebagai bacaan penambah wawasan yang amat bermutu bagi kami.

Di samping surat kabar, kami juga berlangganan majalah. Setiap minggunya juga ada Majalah Bobo dan Album Walt Disney yang menjadi teman belajar membacaku semenjak kecil. Bahkan kami telah berlangganan majalah Bobo sejak aku masih balita. Soalnya kakakku yang usianya lebih tua 8 tahun yang membacanya. Alhamdulillah, Bapak masih dapat menyisihkan gaji beliau untuk membeli bacaan-bacaan penambah wawasan tersebut bagi kami.

Nah, tadi aku menyebut kebiasaan berlangganan surat kabar dan majalah tersebut sebagai hal yang biasa. Mengapa? Lantaran ada hal yang luar biasa bagi kami, anak-anak Bapak. Sebuah hal yang merupakan kebiasaan Bapak yang hingga kini sesekali masih kami mendapatinya. Kebiasaan yang lama-lama aku sadari sebagai pembentuk kebiasaan gemar membaca bagi kami.

Kebiasaan tersebut adalah membacakan bacaan tersebut dengan suara yang nyaring. Bapak biasanya membaca sebuah artikel di surat kabar yang beliau rasa menarik bagi kami. Beliau membacakannya atas inisiatif beliau sendiri. Sehingga kami yang tadinya sedang asyik bermain di ruang tengah, kemudian merapat kepada Bapak untuk mendengarkan apa yang sedang asyik beliau baca. Tanpa kami sadari, Bapak telah membagi sebuah ilmu dengan kami.

Hal yang luar biasa bagiku dari Bapak.

Kemarin, aku menyaksikan sebuah tayangan televisi Special Dialogue yang ditayangkan oleh Metro TV. Dalam acara yang dipandu oleh Bayu Oktara itu turut menghadirkan sejumlah pemateri dari lembaga yang berwenang mengurus sebuah perpustakaan pemerintah di DKI Jakarta, serta artis Mona Ratuliu.

Dalam acara bertema seputar pengaruh "Reading for Fun" bagi tumbuh kembang anak tersebut, Mona Ratuliu mengungkapkan rasa sukacitanya atas begitu banyaknya bahan bacaan yang dapat membantunya dalam mendidik anak-anaknya. Mona mencontohkan bahwa saat ini, apabila dirinya ingin mendidik atau memotivasi anaknya untuk mengerjakan suatu kebiasaan tertentu, ada banyak sekali buku-buku yang bisa mengarahkan sang buah hati tanpa mesti merasa disuruh-suruhi, seperti "Aku Suka Bangun Pagi", "Aku Senang Mandi Pagi", dan sebagainya (contoh saya tambahkan lantaran tidak mengingat betul judul buku yang diceritakan oleh artis tersebut).

Bapak juga gemar mengaji. Meski dengan kesibukannya ketika Bapak masih bekerja dulu, namun masih menyempatkan diri setidaknya mengaji surat Yasin pada malam Jum'at. Bapak tidak menyuruh-nyuruh kami mengaji, namun kami membiasakan diri lantaran sejak kecil telah dibiasakan untuk mengaji. Ini lagi-lagi menjadi bukti bahwa ketika menjadi orang tua, maka keteladanan adalah hal terpenting dalam ilmu parenting atau dunia mendidik anak.

Kami bersyukur sekali dengan kebiasaan Bapak dalam menyaringkan suara beliau saat beliau membaca surat kabar tersebut, sedikit banyak telah mengakrabkan kami dengan buku. Setidaknya, aku senantiasa hobi menghabiskan uang saku untuk membeli buku yang kemudian mengisi rak bukuku.

Oh iya, mumpung sedang ingin menulis tentang kegemaran membaca,  aku ingin menyelipkan juga sebuah tautan yang menceritakan sebuah kisah lainnya bagaimana kemudian kisah antara aku dan buku-buku:
http://nowayreturn.blogspot.com/2013/10/kisah-cinta-segiempat-antara-aku-buku.html

Sampai berjumpa lagi!

^_^


Banda Aceh, 18 Desember 2013

Artikel keren lainnya:

Berziarah ke Makam Teungku Di Anjong

Hari Minggu kemarin, tepatnya 15 Desember 2013, aku mengikuti teman-teman di grup Gaminong Blogger yang mengadakan wisata sambil belajar dengan mengunjungi beberapa situs sejarah di kota Banda Aceh. Kota Banda Aceh sebenarnya tidak begitu luas, namun baru sekali ini aku berkesempatan untuk mengunjungi tempat-tempat yang dimaksud.

Salah satu tempat yang kami kunjungi pada hari Minggu itu adalah Masjid Teungku Di Anjong di Desa Peulanggahan, Banda Aceh. Alhamdulillah saat itu kami juga dapat menemui beberapa orang warga yang dapat menjadi sumber referensi kami dalam menggali informasi lebih dalam mengenai salah satu situs bersejarah tersebut. Beberapa informasi berikut telah saya lengkapi pula dengan beberapa referensi lainnya termasuk tulisannya Bang Arie Yamani yang juga rekan kami di grup Gaminong Blogger.

Masjid Teungku Di Anjong adalah salah satu masjid yang dilanda kerusakan paling parah -- hanya menyisakan 20 persen bagian masjid yaitu bagian depan shafnya saja. Desa Peulanggahan sendiri merupakan salah satu desa yang mengalami dampak gempa bumi dan gelombang tsunami dahsyat yang melanda sejumlah kawasan di Samudera Hindia pada hari Minggu tanggal 26 Desember 2004.

Artikel keren lainnya:

Terpukau Suara Emas Alexander Rybak

Ini adalah kisah tentang sebuah radio bernama ASFERadio. Sebuah radio streaming yang disiarkan melalui perangkat lunak langsung dari negara yang sangat jauh, melintasi benua dan samudera. Pokoknya nggak bakalan sampaai deh kalau kamu berenang.

Heee? Judulnya pan Terpukau Suara Emas Alexander Rybak? Kenapa malah membahas soal radio?


Sebentar-sebentar, mari saya jelaskan ...
clipartof.com

Radio ini merupakan program darinya teman-teman kami yang bersekolah di negeri Jerman sana. Didirikan pada 19 Mei 2010 atau tepatnya tiga hari setelah saya wisuda -- nggak ada hubungan sebenarnya -- ASFERadio didirikan dalam rangka menjadi ajang untuk bersilaturahim antara sesama anggota Aceh Scholars of Excellence atau biasa disingkat dengan ASFE. Pada tanggal 8 Juni 2011, atau setelah memperingati hari lahirnya yang pertama, ASFERadio bergabung dengan organisasi perhimpunan mahasiswa Aceh di Jerman yaitu Ikatan Mahasiswa Aceh di Jerman (IMAN).

ASFERadio adalah sebuah radio online yang disiarkan melalui perangkat lunak radio streaming, Lantaran beberapa penyiarnya adalah teman satu kampus dulu, di mana aku suka chating-chating dan bertanya ini-itu yang bisa jadi kadang nggak perlu ditanyakan, jadinya aku ikut tahu juga tentang keberadaan radio ini. Entah dari mana awalnya, jadilah aku anggota ke-44 dari grup facebooknya ASFERadio.

Kalau kamu ingin mengikuti siaran dari ASFERadio ini, kamu bisa mengikutinya update dari grup facebooknya berikut ini: https://www.facebook.com/groups/asferadio/ dan streaming radionya di sini: http://asferadio.listen2myradio.com/. Cuma siarannya agak dinihari ya, yaitu dari sekitar pukul 02.00 - 05.00 WIB, soalnya ada perbedaan waktu  enam jam dengan negara Jerman sana.

Jadi, di mana dong cerita tentang Alexander Rybak-nya?

Suatu hari, di malam yang dingin aku mendengar sebuah lagu yang diputarkan. Langsung saja kutanya siapa penyanyinya. Alexander Rybak. Langsung pula nge-browsing dan menemukan ternyata doi punya banyak lagu-lagu menarik yang dinyanyikan dengan asyik dan menawan.

Ooh, ternyata itu toh hubungannya....


Oh, begitu, toh?
fanpop.com

Berketurunan Norwegia-Belarusia, Rybak dikenal sebagai seorang penyanyi-penggubah lagu, pemain biola, pemain piano, penulis dan seorang aktor. Mewakili Norwegia dalam 2009 Eurovision Song Contest, ia memenangkan kejuaraan tersebut dengan 387 poin, yang merupakan poin tertinggi dalam sejarah kejuaraan tersebut lewat lagu yang ditulis dan digubahnya sendiri: Fairytale. Album perdananya yang bertajuk Fairytales, bertengger di 20 besar lagu terbaik di 9 negara Eropa, termasuk menduduki posisi puncak di Norwegia dan Rusia.

Kamu bisa melihat penampilannya di Youtube di sini: http://www.youtube.com/user/AlexanderRybakVideo?feature=watch


Cool banget nggak sih, gaya gue?
dailyinspires.com

Di sini ada beberapa lagu favoritku, seperti Europe's Skies, Roll with The Wind, Fairytale, Funny Little World dan lain-lain. Apakah kamu sudah pernah mendengarnya? Nanti kalau kamu juga menyukainya, kita berbagi di kolom komentar yaa?

^_^


Banda Aceh, 16 Desember 2013

Artikel keren lainnya:

Satu Jam Saja

Satu jam saja
Terima kasihku, pada-Mu
Telah Engkau beri isyarat
Dari perjumpaan yang dekat

Satu jam saja
Terima kasihku, ya Rabbi
Dari wajah sendu dan pilunya
Terlukis indah cintanya yang lama

Satu jam saja
Setidaknya aku tahu
Sudahi semua
Sebelum bermula cerita

Satu jam saja
Lapangkanlah hatiku seluas angkasa
Beningkanlah hatiku sebening telaga surga
Ikhlaskanlah aku untuk menerima




Banda Aceh, 15 Desember 2013

Artikel keren lainnya:

Belajar Masak,Yuk?

Beberapa hari yang lalu ada seorang presenter merangkap artis berbagi pengalamannya menjalani berbagai dunia keahlian. Selain artis dan presenter, ia mengambil kelas fashion design alias merancang busana. Padahal artis ini seorang laki-laki, lho, pemirsa. Ya, saat ini tidak terhitung jumlahnya laki-laki yang mengambil peran di 'ranah perempuan', lebih tepatnya hal ini sudah berlangsung sejak lama.

Kenal dengan Rudy Chaeruddin? Dulu acaranya di salah satu stasiun televisi swasta bertajuk "Resep Oke Rudy" menjadi tayangan favorit Mamak saya. Seingat saya acara tersebut ditayangkan hari Sabtu pagi. Dengan lincah dan cekatan tanpa malu-malu Mas Rudy mempertunjukkan keahliannya memasak di hadapan para penonton. Saat ini kita juga mengenal sejumlah Chef lainnya yang tidak kalah jago dan pintar memasak. Ayo, ada yang sudah hafal nggak nama-namanya?

Saat ini di dunia maya juga telah banyak sekali bertebaran resep-resep yang menarik untuk dicoba. Aku pikir tak ada salahnya setelah Mamak bisa melepasku berbelanja sendirian, mengenal cara-cara berinteraksi dengan penjual di pasar Peunayong, aku lanjutkan dengan belajar memasak.

Ini salah satu tautan atau link buat belajar masak:
https://www.facebook.com/sukamasak?ref=stream

Teringat suatu ketika Mamak sakit. Waktu itu aku menawarkan untuk menghangatkan sayur bening yang terdiri dari kentang dan wortel. Saking merasa 'sok bisanya' ya pemirsa, saya tambahkan gula dan garam, diincip lagi, terus ditambah lagi. Berkali-kali!

Kebayang nggak rasanya?

Mamak yang lagi sakit sampai jadi tertawa.

Hmmm ....

Tips yang sederhana saja untuk belajar masak; bantu mamak merajang bawang, tomat dan ini itu, dan sebagainya. Sayangnya semenjak kuliah yang sebenarnya lebih banyak waktu luangnya, aku malah lebih asyik beraktivitas di kampus.  Padahal semenjak seumuran kelas 4 SD, saya sudah rajin bantu-bantu di dapur. Kelas 1 MTsN pagi-pagi jam 6 selepas shalat shubuh sudah mencuci beras dan menanak nasi. Dulu, semasa belum zamannya rice cooker.

Eh, ini bukan mau pamer anak rajin ya, pemirsa.

Memasak juga merupakan salah satu soft skill. Siapa tahu bila ditekuni akan dapat menghasilkan pendapatan. Apalagi Mamak jago masak, lho! Soto daging adalah masakan favorit kami setiap lebaran. Aku juga biasa ikut membantu, meski hanya memetik rauge ataupun memasukkan beras ke dalam gulungan daun pisang untuk memasak lontong. Memasak sendiri? Aih, belum bisa.

Pernah suatu ketika aku berkunjung ke rumah sepupu untuk persiapan sebuah acara keluarga. Di situ aku melihat menantunya salah seorang adik Mamak aku begitu cekatan mengerjakan pekerjaan dapur. Ia mengajariku mengupas buah nenas. Aku pernah mempelajarinya sekali, tapi belum selancar itu.

Ya, alah bisa karena biasa, kan? Kalau belum bisa, ya, dibiasakan...

Iya, ya. Iya juga, ya... :-)


Aku tiba-tiba jadi teringat tulisanku beberapa waktu yang lalu: "Give Your Time; Berikan Waktumu" di mana sebenarnya kita bisa menguasai sesuatu pekerjaan atau keterampilan asalkan kita meluangkan waktu untuk hal tersebut.

Baiklah pemirsa, hari sudah siang. Mari kita lihat apakah masih ada sesuatu yang bisa kita kerjakan di dapur?

^_^



Banda Aceh, 14 Desember 2013

Artikel keren lainnya:

Gara-gara Bola (Bagian 1)

Gara-gara bola Cut Kak Ira menggerutu terus sepanjang hari. Soalnya sejak tadi malam suaminya Bang Saiful begadang seharian nongkrongin televisi yang lagi nyiarin pertandingan langsung sepakbola. Katanya ada final Liga Champions antara Barcelona lawan Manchester Unit apa gitu. Pokoknya Cut Kak Ira sebel bin kesel bin pecel (hlho, pecel?) lantaran pagi ini lagi-lagi suaminya nggak narik becak. Padahal hari sudah mulai terik dan anak-anak yang biasanya numpang di becaknya sudah berangkat sendiri ke sekolah.

Bukan sekali dua kali Cut Kak Ira merasa kesal atas kegandrungan suaminya pada sepakbola. Jika di rumah adik suaminya belum berangkat kuliah, maka jadilah suasana sarapan dibumbui dengan percakapan bola mulai dari Lambaro Kafe sampai ke Los Angeles. Tidak henti-hentinya.

"Pagi bola, malam bola, siang bola. Baca korannya bola, apa bola juga yang mau dimakan?" omel Cut Kak Ira.

Bang Saiful yang dari tadi asyik membaca koran sambil menyeruput kopi tiba-tiba terbatuk-batuk karena keselek sewaktu diomeli begitu.

"Iya, iya. Sebentar lagi aku juga berangkat narik. Ini aku habiskan dulu kopi paling nikmat bin sedap yang laziz dan mantap buatan isteriku ini," ujar Bang Saiful, setengah merayu. Salah-salah menjawab omelan isterinya yang sedang naik spanning bisa-bisa kena kartu merah dan nanti malam tidak bisa pulang ke rumah.

"Apa kamu tidak baca koran? Dollar sebentar lagi mulai naik, harga-harga sudah mulai naik. Kalau kamu terlambat narik becak, bagaimana kita menutup biaya sekolah anak-anak?"

Cut Kak Ira mulai panjang lebar. Ternyata koran yang dibaca Bang Saiful yang diantar tadi subuh sudah lebih dulu dikhatamkan oleh Cut Kak.

"I.. iya, iyaa," Bang Saiful yang sudah menyelesaikan seruputan kopi pada tegukan terakhirnya segera beranjak dari tempat duduknya sambil mengambil handuk yang biasa ia bawa saat menarik becak yang tergantung di dekat pintu.

"Abang pergi dulu ya, Assalamu'alaikum!"

"Wa'alaikumussalam."


(Bersambung)


Banda Aceh, 12 Desember 2013

Artikel keren lainnya:

Semangat Ketika Sakit

Menjaga semangat ketika sakit
Seperti cerita seorang Ustadz
Yang mendidik agar dirinya mandiri semenjak kecil
Mengambil sendiri air hangat dan mengompres --
sendiri

Ketika sakit
Terasa sangat bantuan dari orang-orang--
terkasih
Meski kadang seakan sedikit
Tapi nilainya begitu berarti

Ketika sakit
Meski sakit yang ringan saja
Terkadang terasa begitu rumit
Apalagi bila hati tidak ridha

Ketika sakit
Ikhlaskan dunia yang terlewat
Ambil hikmahnya
Lalu niatkan untuk membiasakan pola hidup --
yang sehat


Banda Aceh,13 Desember 2013

Artikel keren lainnya:

Bijak Berkomunikasi di Sosial Media

Malam ini salah seorang penulis Asma Nadia menuliskan dalam statusnya:

"Semakin mudah menyakiti hati orang lain dengan adanya sosial media ya :)
Berpikir sebelum berkata-kata agar tak ada hati yang terlukai.
Jeli menelusuri niat hati saat ingin drop komen atau mengupdate status, atau menimpali komen orang lain."

Dalam era informasi yang semakin berkembang dengan berbagai perangkat teknologi informasi saat ini, dengan mudahnya informasi dapat menyebar. Hanya berbekal sebuah alat dalam genggaman, dalam hitungan milidetik sebuah informasi telah dapat disebarluaskan, bahkan melalui situs jejaring sosial dapat mencapai audiens dalam jumlah yang besar.

Kita mesti bersikap terbuka terhadap perkembangan zaman, bahwasanya perkembangan tekonologi tidak dapat dihambat. Namun kesiapan dan kematangan manusia selaku pengguna teknologi haruslah senantiasa dievaluasi oleh para inventor agar setiap penemuan teknologi baru tersebut tidak menimbulkan dampak negatif yang sangat merugikan manusia itu sendiri. Di satu sisi perkembangan teknologi tidak dapat dihambat, namun di sisi lain kesiapan manusia sendiri untuk mengadopsi teknologi tersebut ke dalam budayanya tidak terbantahkan merupakan suatu keniscayaan.

Tadi sore, saat menemani ponakan saya menonton televisi, ada sebuah perumpamaan yang saya ambil dari tayangan sebuah cerita film kartun. Ceritanya adalah tentang lampu lalu lintas yang dipasang di tengah hutan yang agak sepi dari kendaraan. Secara tidak sengaja petugas mengorbankan sebuah dahan pohon yang ternyata merupakan tempat penyeberangan bagi seekor tupai untuk memetik kenari dan membawanya ke rumah pohonnya.

Mulanya pemasangan rambu tersebut dirasa sebagai efek dari kemajuan zaman yang harus diterima. Setelah dievaluasi lagi, ternyata lampu lalu lintas tersebut seharusnya dipasang di tengah kota dan bukannya di tengah hutan yang sepi dari kendaraan tersebut.

Pemirsa, tak ada salahnya untuk mengevaluasi, bisa jadi teknologi yang selama ini telah mendarah daging dengan kita ternyata salah pemanfaatannya. Atau ada pemakaian yang terlampau berlebihan. Seperti apa yang dikemukakan oleh Asma Nadia, bahwa sosial media saat ini membuat kemungkinan untuk menyakiti hati orang lain menjadi lebih terbuka.

Bisa jadi lho, hal tersebut terjadi tanpa disengaja. Awalnya kita mengupdate sesuatu status yang dimaksudkan untuk menjadi nasehat pribadi, namun ada orang yang merasa tersinggung lantaran merasa dirinya yang dituding.

Adalah bijaksana sebagaimana saran Asma Nadia. untuk menjaga niat hati, dan berupaya untuk lebih berempati -- menempatkan perasaan diri kita pada diri orang lain -- saat sedang menelusuri komen dan status orang lain. Berupaya agar tidak mudah tersinggung manakala ada kritik dan saran yang disampaikan meskipun sejatinya tidak mudah.

Tidak salah pula untuk tidak menegur seseorang secara terbuka, sebagaimana halnya kita tidak ingin ditegur di depan khalayak, serta berbagai kiat lainnya yang dapat ditempuh agar sosial media tidak berbalik menjadi bumerang bagi pemakainya.



Sumber gambar: Kutipan


Banda Aceh, 12 Desember 2013

Artikel keren lainnya:

Terima Kasih, Madiba! (Selamat Jalan Nelson Mandela)

Beberapa hari yang lalu, saya menyaksikan sebuah acara feature biografi yang mengisahkan perjuangan hidup Nelson Mandela dalam memperjuangkan persamaan hak antar warga negara Afrika Selatan di saluran TV5 Monde Asia. Sebuah kisah perjalanan utuh dari seorang yang kemudian dipuji oleh Presiden Amerika Serikat Barack Obama sebagai "Raksasa Sejarah" menyamai peranan Mahatma Gandhi dan tokoh sejarah lainnya dalam memperjuangkan terwujudnya perdamaian dunia.

Madiba -- panggilan Nelson Mandela -- telah menuangkan jasa tak terkira dalam perjuangan menghapus diskriminasi warna kulit yang melanda bangsanya dan membuat negara Afrika Selatan terpuruk dalam perang sipil selama puluhan tahun akibat politik apartheid yang dijalankan oleh pemerintahan yang sebelumnya.

Selama 26 tahun lamanya Madiba berada dalam penjara, ia memutuskan untuk belajar. Bahkan salah seorang anggota keluarganya memberinya pesan, "bila kamu tidak belajar, jangan temui aku!" Bagi Madiba, selama di penjara tentu tak banyak hal yang bisa dilakukannya. Maka sedapat mungkin ia memanfaatkan kesempatan untuk belajar dan belajar.



another-day.co.za

Bagi saya, hal ini dapat menginspirasi bagi kaum muda saat ini untuk memanfaatkan waktu luang untuk belajar. Apalagi dengan fasilitas yang memadai dan jauh lebih mudah dari masa-masa Mandela berada di dalam penjara.

Baiklah, kembali ke biografi Mandela.

Dunia kemudian mencatat Mandela -- selepas dibebaskan dari penjara -- berhasil melalui negosiasi demi negosiasi dalam mewujudkan Afrika Selatan yang baru; menghentikan perang sipil yang telah lama berkecamuk dan memberikan kebebasan bagi seluruh warga negara Afrika Selatan untuk memperoleh hak-hak mereka termasuk dalam berpolitik, mengenyam pendidikan dan kesejahteraan. Sebuah Afrika Selatan yang baru di mana semua warga dapat menari bersama dalam sebuah harmoni peradaban.

* * * * *
Di luar banyak fakta sejarah yang mungkin dapat kita pelajari dari dunia maya, ada tiga pesan dari Nelson Mandela:

Pertama; agar jangan pernah terburu-buru dalam mengambil keputusan.

Keputusan apapun mestilah melalui pertimbangan yang matang melingkupi segala aspek.

Kedua; agar jangan pernah menjauh dari lawan Anda. Selalulah menjaga jarak dengannya. Dengan memastikan bahwa Anda bisa berada sedekat mungkin dengan lawan Anda, maka Anda bisa melihat ketika ia menarik pelatuknya untuk menyerang Anda.

Strategi ini yang membuat Mandela senantiasa dapat bersahabat bahkan kepada lawan-lawan politiknya.

Ketiga; ketika Anda bernegosiasi dengan seseorang, Anda harus percaya bahwa ia adalah seorang yang sangat berintegritas.

Hal tersebut ditunjukkannya ketika bersedia melakukan perundingan demi perundingan dengan Presiden berkuasa saat itu F.W. de Klerk untuk menghapus segala peraturan hukum yang bersifat diskriminatif yang berlaku pada saat itu. Padahal sebelumnya F.W. de Klerk berada pada pihak yang berseberangan dengan Mandela.




Mandela adalah seorang ahli komunikasi yang sangat handal, bahkan tergolong seorang maestro. Dalam usia yang tak lagi muda, ia berhasil membawa negara Afrika Selatan menjadi sebuah negara yang disegani. Ia berhasil mempersatukan Afrika Selatan setelah perang sipil berkepanjangan akibat politik Apartheid yang dijalankan oleh pemimpin sebelumnya.

Tidak hanya itu, ia membuka mata dunia untuk membuka kesempatan yang sama bagi warga Afrika dan juga belahan dunia manapun yang selama ini dianggap sebagai warga negara kelas dua untuk bersaing dan bersanding dengan negara-negara lainnya. Berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan negara-negara maju.

* * * * *
Kini, Afrika Selatan, sang tuan rumah Piala Dunia 2010, telah berdiri sejajar dengan negara-negara berkembang yang siap lepas landas yang sempat dielu-elukan bersama BRICIS: Brazil, Russia, India, China, Indonesia dan South Africa (Afrika Selatan). Nelson Mandela, yang bersama dengan mantan Presiden F.W. de Klerk meraih nobel perdamaian pada tahun 1993 merupakan salah satu sosok yang tak ternilai peranannya dalam sejarah perjalanan umat manusia

Bagaimanapun, dunia sangat berterima kasih pada kehadiran dan segenap perjuangan yang telah diwariskannya dalam mewujudkan perdamaian dunia.

Terima kasih, Madiba!



Banda Aceh, 11 Desember 2013

Artikel keren lainnya:

Rindu Bersepeda Lagi

Seperti ada yang hilang
Namun tak tahu itu apa
Mungkinkah itu kamu
Sepedaku

Selama ini
Aku hanya menyulam janji
Bahkan aku abadikan dalam --
tulisan-tulisanku
Untuk bersepeda lagi

Oh, kapan lagi
Jika ia hanya kau biarkan
Di sudut ruangan
Tak terawat di sana

Ayo, persiapkan dirimu
Jelajahi tempat-tempat yang baru
Bukankah engkau belum pernah ke --
Hutan Kota ?
Atau kembali menikmati udara segar --
sepanjang Blang Padang - Ulee Lheue ?


Banda Aceh, 11 Desember 2013

Artikel keren lainnya:

Hari Demi Hari Berlalu

Hari demi hari berlalu
Kamu telah tumbuh dewasa
Mengalahkan luka dan perih yang kau --
bawa
Melumpuhkan takut dan sedih yang kau --
sempat terhanyut olehnya


Banda Aceh, 11 Desember 2013

Artikel keren lainnya:

Perantau

Malam ini saya hanya ingin menghadiahkan lagu ini. Sebuah lagu yang dipopulerkan oleh sebuah grup nasyid dari Malaysia: The Zikr. Semoga dapat bermanfaat bagi pemirsa semua ...

Selamat menikmati!



Perantau musafir perjuangan
Tabahkanlah hatimu
Berjuang di rantau orang
Sedih pilu hanya engkau yang tahu

Ingatan anak dan isteri
Janganlah menghiris hatimu
Kerinduan desa nan permai
Janganlah melemahkan semangat juangmu

Di waktu ujian badai terus melanda
Engkau tetap gigih berjuang
Membenarkan sabda junjungan
Terus memburu menuntut janji
Pastilah Islam gemilang lagi


Tapi pejuang kembara perjuangan
Ujian bukan batu penghalang
Kerana itulah syarat dalam berjuang

Oh pejuang di mana pun ada ketenangan
Di mana pun ada kebahagiaan
Bila insan kenal pada Tuhan
Kasih sayang dan pembelaan-Nya
Bagi insan yang menyerahkan
Jiwa dan raga
Anak dan Isteri
Kepada Allah


http://www.youtube.com/watch?v=Ps23Qp3MFxg



Banda Aceh, 11 Desember 2013

Artikel keren lainnya:

Selamat Ulang Tahun, Bapak!

Menulis, apalagi menulis tentang orang terdekat barangkali membutuhkan sebuah momen yang tepat. Seperti tadi malam saat aku menyimak tayangan biografi Nelson Mandela yang ditayangkan di TV5 Monde Asia. Bukan hanya momen yang tepat, namun juga kejujuran dan ketepatan dalam menyajikan isi tulisan. Sekarang, adalah hari yang tepat bagiku menuliskannya. Tentang kebanggaanku, rasa sayangku, dan cintaku pada Bapak, orang yang telah membesarkan aku.

Bapak, dilahirkan di Indrapuri, Aceh Besar 70 tahun silam. Tidak ada yang tahu pasti mengenai tanggal kelahiran Bapak. Bapak memilih tanggal 10 Desember sebagai penanda kelahiran beliau. Masa kecil beliau dihabiskan di dua tempat, yang tidak begitu berjauhan. Desa Jruek dan Desa Indrapuri. Lantaran Abu Chik, kakekku memiliki dua orang isteri.

Masa kecil Bapak penuh dengan perjuangan. Kondisi saat itu yang masih serba terbatas membuat Bapak benar-benar melalui perjuangan untuk bersekolah. Bapak pernah bercerita ketika kecil harus berjalan kaki dari satu desa ke desa lainnya untuk bersekolah. Jika hujan, maka pelepah pisang menjadi payung bagi Bapak dan Yah Cek, panggilan kami untuk abang Bapak.

Abu Chik adalah seorang pedagang daging, sehingga manakala dagangan Abu Chik tidak habis terjual maka daging tersebut dibawa pulang untuk dimakan bersama keluarga. Bapak memiliki dua orang saudara seibu yaitu Yah Cek (abang) dan Cek Neh (adik). Sementara dari istri Abu Chik lainnya Bapak memiliki empat saudara seayah, yaitu Cut M. Nur, Cut Ni, Nyak Mu, Cut Bit. Dari kesemua saudara Bapak saat ini hanya tinggal Cek Neh dan Nyak Mu yang masih ada. Bapak selalu menjaga silaturahim kepada mereka.

Masa-masa Bapak bersama Abu Chik tidak begitu lama. Ketika usia Bapak baru 10 tahun, Abu Chik meninggal dunia. Ketika Bapak sudah menyelesaikan pendidikan tingkat dasar, Bapak melanjutkan sekolahnya ke Banda Aceh. Bapak dititipkan di Panti Asuhan Seutui, Banda Aceh.

Pendidikan selanjutnya ditempuh Bapak di Sekolah Menengah Ekonomi Pertama (SMEP) dan Sekolah Menegah Ekonomi Atas (SMEA) yang merupakan sekolah menengah kejuruan bidang ekonomi. Sekolah tersebut saat itu masih menumpang kelas pada SMP dan SMA 1 Banda Aceh yang terletak di Blang Padang.

Setelah menyelesaikan pendidikan menengah, Bapak kembali pulang ke kampung. Sejak kecil Bapak telah terbiasa untuk hidup mandiri. Bapak tidak segan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan seperti menjaga warung nasi walaupun sempat mendapat teguran dari paman beliau.

Di kampung, Bapak ikut membajak sawah. Sementara teman-teman Bapak yang telah menamatkan SMEA pada umumnya berhasil diterima di sejumlah Bank Swasta yang sedang marak pada saat itu. Saat menceritakan hal ini, tidak jarang Bapak menceritakannya dengan nada penyesalan.

Beberapa tahun kemudian oleh salah seorang warga kampung yang telah menjadi direktur sebuah BUMN Niaga di Banda Aceh, Bapak diajak kembali ke Banda Aceh dan bekerja di perusahaan tersebut sebagai penjaga gudang. Sehari-harinya Bapak tinggal di kantor.


Di samping bekerja Bapak juga mengambil kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala, yang saat itu belum lama didirikan. Bapak mengambil jurusan Marketing. Jurusan yang sama dengan jurusan yang aku ambil karena seiring waktu jurusan tersebut berganti nama menjadi Manajemen. Saat itu seorang mahasiswa tidak dapat mengikuti pelajaran pada tahun selanjutnya apabila ada satu saja mata kuliah yang belum lulus.

Bapak mengambil kelas sore karena paginya harus bekerja. Bapak tidak sempat menyelesaikan kuliah hingga sarjana lantaran kesibukan pekerjaannya. Namun beliau masih sempat menyelesaikan pendidikannya hingga jenjang sarjana muda. Meskipun demikian Bapak tidak pernah menabalkan gelar tersebut pada namanya.

Bapak juga sering menceritakan pesan-pesan dari dosen beliau semasa beliau kuliah. Ada tiga hal yang sering dipesankan oleh Bapak, yaitu:

1. Tentang Problem Solving

Solusi atau keputusan yang kita ambil haruslah menjadi problem solving atau menyelesaikan masalah, dan bukan sebaliknya.

2. Tentang Kompensasi

Segala sesuatu solusi atau keputusan yang kita ambil atau pilih dapat menyebabkan suatu hal lainnya menjadi tertunda, terabaikan atau bahakan tidak terlaksana sebagai kompensasinya.

3. Tentang Kepandaian

Ini adalah pesan dari Prof. A. Madjid Ibrahim, yang kemudian menjadi Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Aceh pada masanya. Beliau menjelaskan bahwa semua orang sebenarnya pandai, hanya berbeda-beda dalam kemampuan menyerap pelajaran. Ada yang berhasil menguasai pelajaran hanya dengan sekali mempelajarinya, namun ada juga yang setelah beberapa kali. Sebagaimana sebuah peribahasa, lancar kaji karena diulang.

Bapak mengabdikan hampir seluruh kariernya pada BUMN Niaga tersebut, bahkan masa kerja Bapak sempat diperpanjang beberapa kali. Bapak dikenal sebagai pribadi yang jujur, amanah dan gemar membantu kegiatan sosial. Tidak jarang Bapak dipercaya sebagai Bendahara dalam beberapa kepanitiaan dalam rangka pembangunan masjid.

Bapak menjadi contoh bagi kami tentang kesederhanaan hidup dalam berbagai hal. Seorang teman Bapak yang telah lama mengenal Bapak menceritakan bahwa kesederhaan tersebut telah ada sejak masa muda beliau. Dari mulai cara makan di mana porsinya selalu dijaga, hingga pilihan selera berpakaian yang tidak terlalu jauh berubah.

Bapak juga senantiasa menjaga shalat berjama'ah di masjid. Semenjak SMP, Bapak juga tidak pernah bolong dalam shalat tarawih. Teringat lagi masa-masa kecil saat sering menemani beliau shalat tarawih. Alhamdulillah hingga saat ini Bapak masih diberi kesehatan. Beliau rajin berolahraga dengan sepeda statis yang ada di rumah. Bapak juga rutin mengkonsumsi minyak ikan dan baru-baru ini juga mulai mengkonsumsi herbal habbatussauda.

Soal makan ini Bapak sering mengulang sebuah petuah, bahwa penyebab orang sakit ada dua hal: yang pertama adalah kurang dalam soal makan, dan yang kedua adalah kelebihan dalam soal makan.

Hari ini adalah hari ulang tahun beliau yang ke-70. Terima kasih, Bapak atas segala yang telah engkau berikan kepada kami selama ini. Kami bangga pada Bapak. Hanya do'a dan janji kami untuk senantiasa berupaya menjadi generasi penerus yang shaleh dan shalehah. Semoga segala keteladanan yang Bapak berikan dapat kami teruskan hingga kepada anak cucu kami kelak.


Aamiin ya Rabbal 'aalamiin.

Selamat ulang tahun, Bapak!


Banda Aceh, 10 Desember 2013

Artikel keren lainnya:

Menghindari Sifat Boros

Pemirsa, sifat boros adalah salah satu sifat tercela, bahkan dalam Al-Qur'an orang-orang yang bersifat boros digolongkan ke dalam teman-teman syaithan.

Sifat boros merupakan sifat yang dilarang, namun berlebihan dalam soal berhemat sehingga tergolong kepada kikir juga merupakan sifat tercela. Allah Swt berfirman dalam Surat Al-Furqaan (25) ayat 67:

"Dan orang-orang yang apabila membelanjakan harta mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak pula kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian."

Dalam membelanjakan uang, sebuah prinsip yang diajarkan oleh seorang pendakwah adalah: "sesuai kemampuan, sesuai kebutuhan". Apabila kita ingin membeli sebuah gadget misalnya, dapat kita sesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan kita.

Masalah keuangan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan. Permasalahan dalam sebuah organisasi, perusahaan bahkan keluarga dapat disebabkan oleh ketidakcukupan atau ketidakmampuan mengelola keuangan. Melly Goeslaw bahkan membuat sebuah lagu berjudul "Duit" yang mendeskripsikan hal tersebut.

Saat ini profesi perencana keuangan telah menjadi suatu profesi yang diminati lantaran saran-sarannya yang sangat berguna dalam membantu memecahkan permasalahan pengelolaan keuangan mulai dari keuangan pribadi, keluarga, hingga perusahaan. Sebut saja Safir Senduk, Ahmad Gozali dan Ligwina Hananto. Seorang mentor pada sebuah acara Career Day mengajarkan kepada kami: "uang itu tidak penting, tapi sayangnya setiap gerakan kita butuh uang." Setuju, pemirsa?

Pemirsa, ada tips yang saya peroleh dari M. Syafi'i Antonio yang saya peroleh saat menyimak sebuah tayangan televisi. Beliau adalah seorang Tionghoa yang masuk Islam dan kini mengembangkan pendidikan ekonomi syari'ah lewat Sekolah Bisnis Tazkia yang didirikannya. Suatu ketika ayah beliau mengajarkan pada beliau sebuah cara pengelolaan keuangan yang efektif. Cara tersebut adalah membagi berapapun penghasilan yang diperoleh menjadi lima bagian; satu bagian dipakai untuk makan (consumption), satu bagian untuk ditabung (saving) dan tiga bagian sisanya dipakai untuk investasi (investment).

Cara seperti ini juga sesuai dengan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad S.a.w. Nabi Muhammad senantiasa berpesan agar harta yang ada hendaknya diputar dalam perdagangan dan tidak menjadi harta yang 'mati'. Dalam banyak kesempatan dikisahkan bahwa Nabi Muhammad beserta para sahabat adalah para pedagang yang sukses, namun hartanya telah banyak dihabiskan untuk membantu perjuangan menyebarkan ajaran Islam.

Sebagai catatan, apa yang dimaksud dengan investasi bisa bermacam-macam. Bisa melalui properti (jual beli tanah atau rumah, atau menyewakan rumah atau toko), asuransi, membeli reksadana saham, membeli emas, dan sebagainya.


Dengan menghindari sifat boros, berarti kita telah berupaya mensyukuri segala karunia dari Allah Swt dengan sebaik-baiknya. Semoga senantiasa kita diberikan petunjuk dan hidayah dalam mengelola sumber daya rezeki yang telah dilimpahkan dari-Nya. Aamiin.


Banda Aceh, 09 Desember 2013

Artikel keren lainnya:

Menulislah

Ada hal menarik yang ingin saya tulis. Menarik, karena saya hanya memberikan waktu lima menit untuk menuliskannya. Sebentar lagi in sha Allah akan segera bertandang ke rumah saudara karena ada acara keluarga. Dan saya belum tahu apa sempat nanti malam menulis. Karena saya sudah bertekad menulis setiap hari, meski masih suka 'bolong-bolong'.

Temans, menulis setiap hari adalah tips yang diberikan oleh Mas Ali Muakhir, saya mengenalnya dari teman-teman saya yang menjadi anggota FLP. Dari para FLP-ers ini saya sering melihat kutipan Mas Ali Muakhir tentang menulis selama 40 hari berturut-turut untuk membuatnya menjadi kebiasaan yang mendarah daging.

Sejauh ini sudah ada hampir tujuh puluh tulisan di blog saya meski dengan tema-tema yang sederhana. Belum tentu berturut-turut juga, karena saya me-rapel tulisan untuk hari yang 'tertinggal' pada hari berikutnya. Jadi anggap saja, saya belum memenuhi 'syarat' dari Mas Ali Muakhir. Jika saya tidak sempat menulis di blog, saya akan menuliskannya di buku atau di notes di facebook. Seperti dua hari yang telah berlalu, ketika iklan-iklan bermunculan mengganggu saya sehingga tidak dapat mengetik entri baru (ternyata setelah membuka dari Linux dan bukan Windows 8 malahan bisa dibuka).

Nah, ada beberapa kalimat yang memotivasi, di antaranya dari sebuah buku berisi tips menulis keluaran majalah An-Nida beberapa tahun silam.

Pertama, slogan "langgarlah rutinitas Anda."

Kedua, kisah tentang seorang penderita penyakit berat yang tetap menulis walaupun hal itu menjadi pantangan baginya.

Ketiga, kisah salah seorang kakek saya yang menekuni banyak ilmu seperti obat-obatan kimia dan sebagainya namun tidak dapat mengabadikannya dalam karya tulis -- sehingga bisa jadi pada akhirnya dilupakan. Salah satu resep ramuan beliau dijadikan resep berkhasiat oleh salah satu perusahaan obat tradisional yaitu Tenaga Tani Farma. Masalah tidak adanya warisan karya tulis tersebut juga terjadi pada kebanyakan ulama di Aceh lainnya.

Bersyukur sekali saat ini saya beroleh lingkungan yang mendukung pencapaian tersebut, melalui situs jejaring sosial dan komunitas menulis di blog seperti Agam Inong Blogger dsb. Kemarin, komunitas Agam Inong Blogger mengadakan pertemuan perdana. Sayang oleh karena suatu hal saya tidak dapat bergabung. Semoga dapat mengikuti acara-acara silaturahim selanjutnya.

Selamat membaca, menulis, selamat merangkai impian dan do'a.

(Malah jadinya 11 menit...)


Banda Aceh, 08 Desember 2013

Artikel keren lainnya:

Minggu Keempat di Kursus Bahasa Jerman

Nah, jika kemarin saya sudah menuangkan catatan mengenai kilas balik saya di kursus bahasa Jerman pada minggu yang lalu, hari ini saya menyajikan catatan minggu ini. Ini adalah minggu keempat bagi saya mengikuti kursus bahasa Jerman di base Perhimpunan Alumni Jerman (PAJ) Cabang Banda Aceh.

Minggu ini kami kedatangan guru bahasa Jerman lainnya, Frau Rini,yang melanjutkan pelajaran dari Frau Nova.
Frau Rini mengulang sejumlah pelajaran yang telah diberikan oleh Frau Nova untuk melihat sejauh mana pemahaman kami terhadap materi. Oh iya, panggilan Frau sebenarnya merupakan panggilan yang lazim digunakan di Jerman sana untuk memanggil seorang perempuan.

der Herr = laki-laki
die Frau = perempuan
das Kind = anak-anak

Minggu yang lalu di kelas, Frau Nova sempat memberikan permainan menempelkan nama-nama benda (nomen) pada sejumlah properti yang terdapat di kelas. Minggu ini kami mengulang kembali pelajaran tersebut. Lantaran bahasa Jerman memiliki sejumlah keunikan seperti yang telah kita bahas sebelumnya, maka mempelajarinya membutuhkan waktu dan kesabaran. Dengan motivasi yang tepat, sebenarnya belajar bahasa Jerman bisa juga menjadi asyik dan menyenangkan.

Wir brauchen mehr Zeit Deutsch zu verstehen. Schritt für Schritt.
Yang artinya lebih kurang: belajar bahasa Jerman membutuhkan proses. Setahap demi setahap.

:-)

Kuncinya adalah berlatih dan berlatih, dan seperti kata Frau Rini, dalam mempelajari bahasa asing kita tidak boleh sungkan untuk berupaya mengucapkan sesuai dengan ucapan aslinya. Berita baiknya adalah, dalam bahasa Jerman, seperti apa yang ditulis seperti itulah cara membacanya. Hanya terdapat beberapa pembedaan saja untuk beberapa huruf.

Maka minggu ini aku agak sedikit menambah jam belajar di rumah. Selain karena catatanku masih tertinggal jauh, aku juga diberikan sejumlah latihan untuk memperlancar pelajaran. Sembari membuka-buka kamus, aku menemukan beberapa kosakata Jerman yang ternyata dijadikan kata serapan ke dalam bahasa Indonesia (atau mereka yang menyerap dari bahasa Indonesia?), seperti misalnya:

kunjung = besuch


Baiklah, selamat menikmati suasana akhir pekan.

Gute nacht, ich möchte ins Bett gehen.
Artinya: Selamat malam. saya mau pergi tidur.


Banda Aceh, 07 Desember 2013

Artikel keren lainnya:

Minggu Ketiga di Kursus Bahasa Jerman

Seharusnya minggu keempat, dan baru kutuliskan di minggu kelima ...

Baiklah, sebelum benar-benar memoriku pergi, kutuliskan kembali ceritanya. Malam ini pun blognya ngambek lagi karena 'diduduki' sementara waktu oleh tentara pendudukan 'iklan komersial'. Jadi syukurlah masih ada fasilitas notes di facebook ini yang nyaman digunakan untuk menulis dan berbagi. Bolehlah nanti blognya sudah baikan kembali baru dipindahkan.

Oh iya temans bisa berkunjung dan mekihat-lihat blog saya yang aktif saat ini di:
http://nowayreturn.blogspot.com

Minggu ini adalah pertemuan terakhir dengan Frau Nova, guru kami di kursus bahasa Jerman di base PAJ Cabang Aceh. Minggu berikutnya ada guru lain yang menggantikan tugas beliau. Oh iya, aku lupa bilang kalau di minggu sebelumnya kami mendapat kenang-kenangan original dari Jerman dari guru kami: sebuah kartu pos. Ini kartu pos pertamaku. Kartu pos yang berlatar foto sebuah tempat terkenal di Berlin, Jerman.

Wow, aku senang sekali. :-)

Semasa kecil aku suka mengoleksi perangko, meski aku tak begitu yakin akan originalitasnya kecuali untuk perangko dalam negeri yang memang aku kumpulkan dari surat-surat yang kami terima. Sementara kartu pos, aku belum terlalu mengenalnya sebagai sesuatu yang lazim dikoleksi.

Di minggu ketiga kursus bahasa Jerman ini, kami mulai diberikan beberapa macam latihan. Di antaranya adalah untuk mengenali bahwa dalam bahasa Jerman terdapat genderisasi untuk kata-kata benda (nomen). Ada maskuline, feminine dan netral. Kata-kata benda yang bergender maskulin akan didahului kata 'der'. Kata-kata yang bergender feminine akan didahului kata 'die' dan kata-kata yang bergender netral didahului kata 'das'.

Misalnya:

der Kuli = pena

die Heft = buku catatan

das Handy = telepon genggam

Untuk mempermudah menghafal jenis-jenis 'genderisasi' tersebut tidak lain tidak bukan kamu mesti mengakrabi dengan kamus bahasa Jerman. Dalam bahasa Arab sebenarnya hal ini juga ditemui, namun dalam bahasa Arab pembedaannya jauh lebih sederhana yaitu suatu kalimat hanya memiliki dua gender (lelaki dan perempuan) dan untuk gender perempuan maka diakhiri dengan huruf ta' marbuthah atau ta 'bulat'.

Ada beberapa hal lainnya juga yang kami pelajari, di antaranya adalah bentuk jamak (plural) dari kata-kata benda (nomen) tersebut. Jika dalam bahasa Inggris setiap kata secara otomatis ditambahkan huruf s atau es untuk menandakan bahwa kalimat tersebut berbentuk plural, maka dalam bahasa Jerman agak sedikit bervariasi. Untuk mengecek perubahan ini kamu juga mesti mengakrabi kamus yang menyediakan keterangan tersebut alias kamus yang relatif lebih lengkap.

Minggu itu juga, kami menghadiri acara syukuran di rumah guru kami. Kami juga sempat bertemu dengan beberapa teman Frau Nova yang sedang atau sudah selesai belajar di Jerman dalam ksempatan itu.

Aku sungguh senang (excited) berada di kelas kursus bahasa Jerman ini. Meski sebenarnya niatku datang sekedar untuk mengisi waktu luang, namun teman-temanku tampaknya sangat bersemangat dan termotivasi untuk belajar sehingga aku pun jadi ikut bersemangat. Minggu-minggu selanjutnya aku bertekad untuk bisa segera mengejar ketertinggalan belajarku dari teman yang lain.


Banda Aceh, 06 Desember 2013

Artikel keren lainnya: