Sabtu tiba lagi, pemirsa. Ini berarti saatnya cerita nostalgia alias kenangan di masa silam. Hari ini saya menuliskan tentang pengalaman saya bersama dokter gigi.
Semenjak kecil saya sudah akrab bersama dengan dokter gigi. Kesukaan mengunyah permen ditambah lagi minum es teh sebagai jajanan di waktu jam istirahat sekolah menjadikan keluhan demi keluhan pada gigi yang kerap kali mengantarkan saya untuk berkunjung ke dokter gigi.
Seingat saya pertama kali berkunjung ke dokter gigi, dokternya seorang perempuan. Drg. Ruhul Aflah namanya. Saat itu barangkali masih kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah. Dokternya ramah. Seingat saya kliniknya di Cempaka Lima, tak jauh dari rumah.
Pernah suatu ketika saat harus mencabut gigi, yang ada justru dokter pengganti. Seorang dokter pria yang masih muda tapi juga tak kalah ramah. Lantaran masih kecil, maka operasi pecabutan gigi itu tidak menggunakan obat penghilang sakit lazimnya operasi, tapi cukup dengan es saja.
Waktu berjalan dan kami pun berganti dokter gigi. Seorang dokter gigi yang senior yang berpraktek di kawasan Peunayong. Drg. Razali Sulaiman namanya. Beliau terkenal sangat hati-hati dalam mengambil tindakan. Dulu, keluargaku sangat sering mengontrol kesehatan gigi kami pada beliau. Jika harus menambal gigi, maka biasanya tidak sekali saja tapi beberapa kali. Istilahnya ditambal sementara dahulu.
Selepas tsunami beliau masih tetap berpraktek hingga akhir hayat beliau. Satu yang selalu saya ingat adalah setiap kali tiba waktu shalat maka kami naik ke lantai dua untuk shalat berjama'ah dan beliau menjadi imamnya. Terutama apabila waktu shalat maghrib. Beliau juga dikenal sangat religius.
Terakhir saya berobat gigi maka saya pergi ke drg. Juanda. Beliau sangat rinci dalam menjelaskan hal-hal seputar gigi dan perawatannya. Tak jarang beliau mengambil sehelai kertas dan menggambarkan kondisi gigi yang sedang dirawat tersebut. Tidak hanya mengobati tapi juga melayani pertanyaan-pertanyaan pasien.
Dengan perkembangan teknologi, saat ini membersihkan karang gigi sudah bisa dilakukan dengan alat sehingga lebih cepat. Kita juga dianjurkan menggunakan dental floss atau benang gigi untuk membersihkan gigi dibanding dengan tusuk gigi yang dapat membuat gusi menjadi luka. Berkumur dengan obat kumur yang non-alkohol juga terbukti lebih efektif menghilangkan bakteri penyebab rasa sakit. Menambal gigi juga sudah bisa dilakukan dengan menyinari laser pada obat tambalan, dan tidak lagi menggunakan logam yang konon dapat berdampak negatif bagi kesehatan.
* * *
Saya baru saja membaca tulisan seorang teman di yang di-posting di notes facebooknya. Intinya dia bercerita ada seekor tikus yang tiap malam atau subuh datang membangunkannya untuk shalat. Tikus tersebut mengerat dengan sangat berisik sehingga membangunkannya, namun anehnya setiap kali ia selesai shalat tahajud ataupun shubuh maka tikus itu pun tidak lagi mengerat dan berisik.
Saya juga baru saja membaca status teman tentang 210 penelitian yang memperbandingkan efek membaca Al-Qur'an dengan membaca bacaan bahasa arab yang bukan dari Al-Qur'an. Hasilnya mereka yang membaca Al-Qur'an 65 persen lebih besar berpeluang memperoleh ketenangan.
Saya pun jadi ingat ketika suatu hari sedang ke dokter gigi dan ada sebuah gigi yang harus dicabut ketika itu. Tepat di malam itu Metro TV sedang menyiarkan sebuah acara dengan Opick yang melantunkan lagu-lagunya yang berisi zikir. Sembari dokter mencabut gigi, pandangan saya tak luput dari televisi kecil yang digantung di samping kursi rawat pasien tersebut.
Ternyata begitu besar manfaat zikir untuk membantu saya menenangkan diri ketika sakit. Seperti yang disebutkan dalam Al-Qur'an: "Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit yang berada di dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman." (Q.S. Yunus (10):57)
Ternyata banyak kaitan pengobatan medis dengan tuntunan Islam, seperti halnya dalam masalah gigi ini saja, di mana Nabi Muhammad pernah bersabda bahwa jika seandainya tidak memberatkan umatnya niscaya ia wajibkan bersiwak atau menyikat gigi setiap kali berwudhu'.
Pada hadits lainnya juga dijelaskan tentang pentingnya menjaga kebersihan. Isi daripada hadits tersebut: "Kami diberi batas waktu untuk meggunting kumis, menggunting kuku mencabut bulu ketiak dan mencukur bulu kemaluan, yaitu tidak membiarkannya lebih dari empat puluh hari." (Hadits Riwayat Muslim, Ibnu Majah, Ahmad, At-Tirmidzi, An-Nasa'i dan Abu Dawud).
Demikianlah. Jangan lupa sikat gigi setiap sehabis makan dan sebelum tidur. Jangan lupa pula untuk menge-check kesehatan gigi kita minimal setiap enam bulan sekali.
^_^
Banda Aceh, 08 Maret 2014
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Dokter Gigi"
Post a Comment